Title: Suddenly Married
Author: Yohanita RoseDhyana a.k.aYamada Dhy a.k.a Me 8)
Genre: Romance, comedy
Cast : Yamada
Ryosuke, Kawashima Umika, Shida Mirai, Chinen Yuri, Yuto Nakajima, Ohgo Suzuka
Theme: Non-yaoi
Rating: G
Discl : I own Ryosuke Yamada and the plot *again?!*
Summary: Pernikahan tiba-tiba Ryosuke Yamada?!
A/N: Pairing no 2 favoritku—Yamashi kujadiin sodara kembar
di fic ini..
Aku menghianati YamaShi!!! Nooo!!!
Aku menghianati YamaShi!!! Nooo!!!
Ah..ahahaha… Dozou.. >0< *itu doang?*
Chapter 4
“Ini rumahmu?”
Ryosuke menengadahkan kepalanya sembari menatap bangunan megah bergaya eropa
didepannya. Matanya nyaris tak bisa berkedip, sementara gadis manis
disampingnya nyengir lebar.
“Gimana? Keren kan?”
Umika ikut menatap bangunan rumahnya. Ryosuke meliriknya sedikit lalu tersenyum
kecut.
“Ayo masuk, Tou-chan dan Kaa-chan sudah tidak sabar ingin
melihatmu…” Umika menarik tangan Ryosuke agar pemuda itu ikut bergerak
bersamanya. Ryosuke menuruti dalam diam sementara benaknya sibuk memikirkan
kemungkinan apa yang akan terjadi padanya hari ini. Ditinjau dari segi
kebiasaannya sehari hari, hari ini ia sudah melakukan cukup banyak penyimpangan
yang selama ini tak pernah dibayangkan, alih-alaih dilakukannya sekalipun.
Pertama, pagi ini dia terpaksa bolos sekolah. Terima kasih
untuk Kawashima Umika yang sudah membebaskannya dari pelajaran Fisika dan
matematika yang dibenci sekaligus yang paling tidak bisa dikuasainya. Bagus, akibat
bolos hari ini, bertambahlah ketidaktahuannya terhadap dua mata pelajaran
biadab tersbut.
Kedua, pagi ini dia harus menghadapi calon mertua
–bohongan-nya hanya dengan memakai seragam sekolah. Bentuk penyimpangan lagi,
sebab dalam angan-angan pemuda itu dihari yang lalu, jika suatu saat ia akan
menemui calon mertuanya untuk melamar, ia akan datang dengan tampilan mewah
khas pengusaha kaya raya, dengan jas bagus serta sebuket bunga mawar merah
segar ditangannya. Tapi yang terjadi hari ini, berbeda jauh. Sudah datang
dengan seragam SMU lengkap dengan emblem sekolahnya, Horikoshi Gakuen, barang
yang dibawanya tak elit pula. Tas sekolah biru gelap dan bentou berisi tuna
untuk Mirai. Bagus lagi! Ryosuke yakin, hari ini ia pasti akan meninggalkan
kesan mendalam bagi kedua orang tua Umika. Terang saja, manusia mana yang
datang melamar sambil bawa bento isi tuna?
“Gugup?” Umika memecah konsentrasi Ryosuke dangan satu kata
yang dilontarkannya. Ryosuke tersigap lalu tersenyum miris.
“Tidak… cuma nervous..” jawabnya serius. Umika tersenyum
miring sembari tetap menarik tangan Ryosuke. Tidak lama hingga keduanya sampai
di depan satu pintu kayu berwarna coklat penuh ukiran.
“Mereka di dalam. Ready?” Umika memberi aba-aba siap membuka
pintu. Ryosuke hanya mengangguk, maskipun harus diakui jantungnya tengah
berdisko hebat menantikan momen pertemuannya dengan orang tua Umika
tersebut.
Kenop pintu di putar, dan sedetik setelahnya Ryosuke sudah
digandeng Umika menuju sepasang manusia yang tengah duduk diam di sofa. Melihat
putrinya datang bersama seorang pemuda asing, kedua manusia itu langsung
berdiri.
“Kaa-chan, Tou-chan… Kenalkan, ini calon suamiku, Ryosuke…”
Umika memperkenalkan Ryosuke pada kedua orang tuanya. Ryosuke sontak membungkuk
hormat pada kadua orang dewasa tersebut.
“Yamada Ryosuke desu…” Ucapnya tegas. Yuya dan Rubi saling
pandang dengan wajah shock.
“I-ini beneran pacarmu, Umichan…?” Kawashima Yuya bertanya
setengah tidak percaya. Umika mengangguk mantap sambil memasang cengiran
lebarnya.
“Gimana? Tou-chan kaget kan?” Gadis itu menggoda ayahnya. Yuya
speechless saat menatap putrinya dan Ryosuke bergantian.
“Uwaa… pacarmu tampan sekali Umichan!!” Rubi bergerak
mendekati Ryosuke dan menatap lekat-lekat wajahnya. “Kau mewarisi kehebatan
Kaa-chan! Kau memang pintar cari calon suami!” Rubi ber-high five dengan Umika
sementara suaminya dan Ryosuke hanya menatap pasangan ibu-anak itu heran.
“Putriku memang lebih banyak mewarisi sifat ibunya..” Yuya
berbisik pelan. Ryosuke hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari
ibu-anak kawashima. “Ah, Ryosuke-kun.. duduklah dulu, kita bicara..” Yuya
tersadar dari konsentrasinya menonton tadi dan langsung mempersilahkan Ryosuke
untuk menempati salah satu bagian sofa putih tempatnya dan sang istri duduk
tadi. Pemuda itu menurut, diikuti Umika dan Rubi.
“Jadi, apa pekerjaanmu…” Tanpa ba-bi-bu, Yuya langsung
menyerang dengan pertanyaan pertama. Ryosuke sedikit shock, namun dengan jujur
menjawab.
“Aku belum bekerja paman. Aku masih kelas 3 SMU sekarang…”
jawabnya tenang. Yuya mengangguk lalu tertawa pelan.
“Gomen, aku tidak sadar kalau kau masih pake seragam Oh,
Horikoshi gakuen… itu kan
sekolah swasta TOP. Kau pasti siswa yang pintar ya…”
“Ah.., tidak… prestasiku di sekolah biasa-biasa saja..”
Ryosuke tersenyum kikuk.
“Terus, orang tuamu tidak datang ya? Atau besok mungkin?”
Rubi yang memberikan pertanyaan berikut. Ryosuke sontak membeku, otaknya
sesegera mungkin bekerja keras menghasilkan jawaban yang tepat namun kalau bisa
tidak perlu membuatnya berbohong.
“A, anoo.. Gomenasai, paman, bibi… Orang tuaku sedang di
Amerika sekarang dan baru akan pulang 2 bulan lagi…”
“Eh, orang tuamu orang asing ya?” Yuya langsung menyambung.
Wajahnya nampak kaget namun juga kagum. Yah, dilihat dari wajahnya sih, calon
suami putrinya ini memang bertampang agak kebarat-baratan. Meskipun namanya
asli Jepang, siapa tahu, salah satu dari orang tua pemuda itu adalah orang asing.
Ryosuke tertawa kecil mendengar dirinya disangka orang
asing. Pemuda itu hendak menjawab iya, namun diurungkan karena takut akan
ketahuan jika ia berbohong kali ini.
“Iie… orang tuaku
asli jepang. Mereka di amerika karena pekerjaan..”
“Pekerjaan?” Rubi ikut menyambung dengan nada bertanya.
“Iya… orang tuaku bekerja di WHO…” jawab Ryosuke kalem. Yuya
dan Rubi langsung mengangguk.
“Hebat..! Umika memang pintar mencari suami!” Rubi memekik
kegirangan sambil menggerling kepada putrinya. Umika mengedipkan sebelah
matanya sebagai ungkapan terima kasih atas pujian sang ibu. Sementara itu,
Ryosuke nampak kebingungan dengan kalimat Rubi tadi. Apa hubungan antara Orang
tuanya yang bekerja di WHO dengan diklaimnya Umika untuk kepintarannya dalam
mencari suami?
“Uhm.. baiklah..” Suara Yuya kembali terdengar, menandakan
pembicaraan akan diteruskan. “Karena menurutku ini sudah cukup jelas, kurasa
kita mulai bisa membicarakan soal pernikahan kalian…”
Ryosuke langsung mangap sekalian berpikir.
‘cepat amat!’
*****
“Oni-chan kemana aja tadi? Kok bolos?” Mirai melipat
tangannya di dada, sementara kaki kanannya dihentakan cepat dan berirama ketika
siluet kakaknya terlihat baru saja memasuki pintu rumah. Sang kakak kembar
hanya tertawa miris.
“Itu…”
“Mi-chan, konichiwaa!!” Umika tiba-tiba menyembul dari balik
punggung Ryosuke, membuat Mirai kaget seketika. Wajahnya sontak berubah masam.
“Kau lagi! Mau apa kau?” Tanyanya masih dengan nada
mengintimidasi seperti sebelumnya. Umika tersenyum manis lalu menghampirinya.
“Jangan bicara sekasar itu… aku kan
calon kakak iparmu…” jawabnya santai kemudian bergerak pelan melewati Mirai
menuju sofa dan mengambil tempat di sana.
Gadis itu mengikutinya.
“Jangan bercanda..” Mirai tersenyum sinis. “Kau pikir karena
Nii-chanku sudah menghamilimu, jadi kau bisa seenak jidat bilang akan menikah
dengannya? Aku tidak setuju! Tidak ada bukti bahwa kau memang lagi mengandung
anak Nii-chan …” jawabnya ketus. Umika menatap mata gadis itu lama tanpa
melepaskan senyuman dari bibirnya.
“Kau benar… aku memang tidak sedang mengandung anak Ryosuke.
Tapi, tunggu saja… sesaat lagi doamu itu pasti jadi kenyataan. Aku tidak
peduli, kau mau setuju atau tidak. Karena, tanpa persetujuanmu pun, aku akan
tetap menikah dengan kakakmu. Kau tidak bisa menghentikan cinta, Mi-chan…” senyum
Umika sedikit berubah sinis. “Dan, kurasa kau sudah tidak punya waktu lagi
untuk berusaha mengentikan kami. Ryosuke sudah bertemu keluargaku, dan kami
sudah memutuskan akan menikah tanggal 9. Yaah…4 hari lagi..”
Mirai mangap. “EEH?!” mata elangnya sontak diarahkan pada
sang kakak. “Onii-chan? 9 Mei? Kenapa harus dihari ulang tahun kita? Kau
merusak suasana!”
Ryosuke tersenyum pasrah. “Gomen ne Mirai… Tapi aku… Aku
harus menikah secepatnya…”
“Hanya karena bayimu kan?!”
“Sudah kubilang, aku tidak mengahmili Umikaa!!” Ryosuke
protes lagi. Namun Mirai sama sekali tak menghiraukannya.
“Lalu bagaimana dengan Kaa-chan dan Tou-chan? Nii-chan tidak
memberitahu mereka kalau Nii-chan sudah bikin hamil anak orang? Artis lagi!”
“SUDAH KUBILANG—Aah! Sudahlah.Aku sudah mengatakan soal hal
ini pada kaa-chan dan touchan, dan pokoknya aku dan Umika-san tetap akan
menikah.” Jawab Ryosuke jelas bohong besar. Mana berani pemuda itu
memberitahukan tentang pernikahannya kepada orang tuanya sendiri.
Sementara Mirai makin mengerutkan wajahnya. “Nii-chan baka!”
umpat gadis itu sebelum berlari keluar rumah. Kali ini Ryosuke tidak
mengejarnya.
“Kau tidak mengejarnya?” tanya Umika pelan. Pemuda di
depannya menggeleng.
“Sudah setuju mau membantumu, aku harus melakukannya sebaik
mungkin kan?”Ujarnya
pelan sambil tersenyum tipis.
Perlahan, jantung Umika mulai berdegup lebih cepat.
*****
“Mereka mau nikah tanggal 9! Gila aja!” Mirai menjatuhkan dirinya ke kasur busa pink
milik Suzuka. Keningnya terlipat, jelas menunjukan rasa kesalnya yang sudah
mencapai ubun-ubun. Suzuka menutup komik conan-nya lalu berbalik ke arah gadis
itu.
“Bagus tuh… semakin cepat mereka nikah, semakin nggak
ketahuan mereka MBA…”
“MBA??” Kening Mirai makin terlipat, tidak mudeng dengan
jawaban sahabatnya barusan. Suzuka geleng-geleng sejenak.
“MBA masa nggak tahu? Married by accident..”
Mirai mengangguk, namun sedetik kemudian balas menggeleng.
“Aku tetap gak setuju ah! Masa depan Ryo-nii bisa kacau…”
Suzuka menghela nafas. “Sudahlah Mirai… relakan saja. Itu kan salah Ryosuke juga.
Siapa suruh dia menghamili anak orang… harus tanggung jawab donk. Kan kasihan
Kawashima-san nya kalau kakakmu tidak mau tanggung jawab..”
“Tapi tetap aja… Nikah gitu. Mana ini Kawashima Umika-nya
Chinen …ARRGH!” Mirai mengacak-ngacak rambutnya frustrasi. “Nii-chan sih, nyari
cewek nggak kira-kira. Artis di embat juga!”
“Ryosuke ganteng sih. Wajar aja, sampe ada artis yang naksir
dia...”
Mirai mengangguk. “Itu! Nii-chan sih, pake acara ganteng
segala! Aku yang susah deh sekarang!” omelnya. Suzuka terdiam sambil memandang
gadis itu heran. Kenapa malah menyalahkan Ryosuke karena kegantengannya?
“Tapi Mirai...” Suzuka menepuk bahu temannya itu. “Bukannya bagus buatmu dan Chinen kalau orang yang dinikahi Ryosuke itu Kawashima-san?”
“Tapi Mirai...” Suzuka menepuk bahu temannya itu. “Bukannya bagus buatmu dan Chinen kalau orang yang dinikahi Ryosuke itu Kawashima-san?”
“Bagus apanya~ Chinen kan
nanti bakal heboh! Ntar aku dicuekin lagi..”
“ck.ck.ck” Suzuka geleng-geleng. “Gini ya... Awalnya Chinen
memang bakal ngamuk kalau tahu Kawashima-san udah menikah, apalagi sama
temannya sendiri.., tapi, lama-kelamaan dia pasti bakal nyerah dan tidak lagi tergila-gila
sama Kawashima. Nah, bagus kan,
Chinen jadi ‘tottaly yours’ deh..”
Mirai terdiam sejenak sembari berpikir. Tak berapa lama, kedua
bola mata gadis itu sontak berbinar. “Benar juga!” Senyum tipisnya terulas. “Kau
jenius Suzu!”
Suzuka nyengir. “Jadi sekarang kau tinggal memberi mereka
restu, beres kan?”
Mirai mengangguk heboh. “Tentu saja! Mereka mendapat restuku
sepenuhnya!”
*****
“UHUK!! UAPHAA? MUENIKKAHH?” Yuto Nakajima memekik heboh dengan mulut masih dipenuhi nasi bentonya setelah mendengar berita yang baru saja disampaikan kekasihnya—selaku oknum yang membawakannya bento tadi. Akibatnya, beberapa manusia lain yang juga tengah memfungsikan lapangan basket tampat Yuto bertanding sebelumnya mengarahkan segenap pandangan ke pasangan kekasih tersebut.
“SSST! Nggak usah
teriak-teriak napa! Bahaya kalau ketahuan yang lain...” Suzuka mencubit perut
Yuto. Pemuda itu mengaduh sesaat sebelum ngangguk-ngangguk.
“GHOMEN..” Omongan Yuto masih tidak jelas karena nasih masih
memenuhi mulutnya. Selang sepersekian detik, makanan itu akhirnya berhasil
melewati tenggorokannya. “Ne, Suzu.. serius nih?”
“Iyaa!” Suzuka menjawab antusias. “Pacarnya udah hamil
duluan, makanya Ryosuke ngebet pengen cepat-cepat menikah...”
“Sugee~ Ryosuke hebat juga!” Yuto setengah kagum.”Eh, emang
siapa pacarnya Ryosuke itu? Perasaan dia tiak pernah cerita-cerita deh kalo
udah pacaran..”
“Itu dia... alasan Ryosuke tidak pernah cerita soal pacarnya,
karena pacarnya itu artis...”
“Eh? Artis?”
“Iya!”Suzuka menganguk mantap. “Kawashima Umika, yang
idolanya Chinen itu... sekarang dia lagi hamil anaknya Ryosuke loh..”
“KAWASHIMA UMIKA HAMIL ANAKNYA RYOSU—HUMMPH!!!” Sebelum Yuto
kembali menarik perhatian sekelilingnya, Suzuka sesegera mungkin membekap mulut
pemuda itu dengan kedua tangannya. Sayang, yang tidak mereka sadari, seseorang
sudah bergabung dengan mereka, tepat setelah mendengar pekikan Yuto barusan.
“Kawashima Umika kenapa?” Chinen berdiri di depan keduanya
dengan alis bertaut.
//TBC//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar