Rabu, 11 Juli 2012

[fic] Suddenly Married - chapter


Title: Suddenly Married 
Author: Yohanita RoseDhyana a.k.aYamada Dhy a.k.a Me 8)
Genre: Romance, comedy
Cast  : Yamada Ryosuke, Kawashima Umika, Shida Mirai, Chinen Yuri, Yuto Nakajima, Ohgo Suzuka
Theme: Non-yaoi
Rating: G
Discl : I own Ryosuke Yamada and the plot *again?!*
Summary: Pernikahan tiba-tiba Ryosuke Yamada?! 

A/N: Pairing no 2 favoritku—Yamashi kujadiin sodara kembar di fic ini..
Aku menghianati YamaShi!!! Nooo!!!

Ah..ahahaha… Dozou.. >0< *itu doang?*
Chapter 4

 “Ini rumahmu?” Ryosuke menengadahkan kepalanya sembari menatap bangunan megah bergaya eropa didepannya. Matanya nyaris tak bisa berkedip, sementara gadis manis disampingnya nyengir lebar.

“Gimana? Keren kan?” Umika ikut menatap bangunan rumahnya. Ryosuke meliriknya sedikit lalu tersenyum kecut.

“Ayo masuk, Tou-chan dan Kaa-chan sudah tidak sabar ingin melihatmu…” Umika menarik tangan Ryosuke agar pemuda itu ikut bergerak bersamanya. Ryosuke menuruti dalam diam sementara benaknya sibuk memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi padanya hari ini. Ditinjau dari segi kebiasaannya sehari hari, hari ini ia sudah melakukan cukup banyak penyimpangan yang selama ini tak pernah dibayangkan, alih-alaih dilakukannya sekalipun.
Pertama, pagi ini dia terpaksa bolos sekolah. Terima kasih untuk Kawashima Umika yang sudah membebaskannya dari pelajaran Fisika dan matematika yang dibenci sekaligus yang paling tidak bisa dikuasainya. Bagus, akibat bolos hari ini, bertambahlah ketidaktahuannya terhadap dua mata pelajaran biadab tersbut.
Kedua, pagi ini dia harus menghadapi calon mertua –bohongan-nya hanya dengan memakai seragam sekolah. Bentuk penyimpangan lagi, sebab dalam angan-angan pemuda itu dihari yang lalu, jika suatu saat ia akan menemui calon mertuanya untuk melamar, ia akan datang dengan tampilan mewah khas pengusaha kaya raya, dengan jas bagus serta sebuket bunga mawar merah segar ditangannya. Tapi yang terjadi hari ini, berbeda jauh. Sudah datang dengan seragam SMU lengkap dengan emblem sekolahnya, Horikoshi Gakuen, barang yang dibawanya tak elit pula. Tas sekolah biru gelap dan bentou berisi tuna untuk Mirai. Bagus lagi! Ryosuke yakin, hari ini ia pasti akan meninggalkan kesan mendalam bagi kedua orang tua Umika. Terang saja, manusia mana yang datang melamar sambil bawa bento isi tuna?

“Gugup?” Umika memecah konsentrasi Ryosuke dangan satu kata yang dilontarkannya. Ryosuke tersigap lalu tersenyum miris.

“Tidak… cuma nervous..” jawabnya serius. Umika tersenyum miring sembari tetap menarik tangan Ryosuke. Tidak lama hingga keduanya sampai di depan satu pintu kayu berwarna coklat penuh ukiran.

“Mereka di dalam. Ready?” Umika memberi aba-aba siap membuka pintu. Ryosuke hanya mengangguk, maskipun harus diakui jantungnya tengah berdisko hebat menantikan momen pertemuannya dengan orang tua Umika tersebut. 
Kenop pintu di putar, dan sedetik setelahnya Ryosuke sudah digandeng Umika menuju sepasang manusia yang tengah duduk diam di sofa. Melihat putrinya datang bersama seorang pemuda asing, kedua manusia itu langsung berdiri.

“Kaa-chan, Tou-chan… Kenalkan, ini calon suamiku, Ryosuke…” Umika memperkenalkan Ryosuke pada kedua orang tuanya. Ryosuke sontak membungkuk hormat pada kadua orang dewasa tersebut.

“Yamada Ryosuke desu…” Ucapnya tegas. Yuya dan Rubi saling pandang dengan wajah shock.

“I-ini beneran pacarmu, Umichan…?” Kawashima Yuya bertanya setengah tidak percaya. Umika mengangguk mantap sambil memasang cengiran lebarnya.

“Gimana? Tou-chan kaget kan?” Gadis itu menggoda ayahnya. Yuya speechless saat menatap putrinya dan Ryosuke bergantian.

“Uwaa… pacarmu tampan sekali Umichan!!” Rubi bergerak mendekati Ryosuke dan menatap lekat-lekat wajahnya. “Kau mewarisi kehebatan Kaa-chan! Kau memang pintar cari calon suami!” Rubi ber-high five dengan Umika sementara suaminya dan Ryosuke hanya menatap pasangan ibu-anak itu heran.

“Putriku memang lebih banyak mewarisi sifat ibunya..” Yuya berbisik pelan. Ryosuke hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari ibu-anak kawashima. “Ah, Ryosuke-kun.. duduklah dulu, kita bicara..” Yuya tersadar dari konsentrasinya menonton tadi dan langsung mempersilahkan Ryosuke untuk menempati salah satu bagian sofa putih tempatnya dan sang istri duduk tadi. Pemuda itu menurut, diikuti Umika dan Rubi.

“Jadi, apa pekerjaanmu…” Tanpa ba-bi-bu, Yuya langsung menyerang dengan pertanyaan pertama. Ryosuke sedikit shock, namun dengan jujur menjawab.

“Aku belum bekerja paman. Aku masih kelas 3 SMU sekarang…” jawabnya tenang. Yuya mengangguk lalu tertawa pelan.

“Gomen, aku tidak sadar kalau kau masih pake seragam Oh, Horikoshi gakuen… itu kan sekolah swasta TOP. Kau pasti siswa yang pintar ya…”

“Ah.., tidak… prestasiku di sekolah biasa-biasa saja..” Ryosuke tersenyum kikuk.

“Terus, orang tuamu tidak datang ya? Atau besok mungkin?” Rubi yang memberikan pertanyaan berikut. Ryosuke sontak membeku, otaknya sesegera mungkin bekerja keras menghasilkan jawaban yang tepat namun kalau bisa tidak perlu membuatnya berbohong.

“A, anoo.. Gomenasai, paman, bibi… Orang tuaku sedang di Amerika sekarang dan baru akan pulang 2 bulan lagi…”

“Eh, orang tuamu orang asing ya?” Yuya langsung menyambung. Wajahnya nampak kaget namun juga kagum. Yah, dilihat dari wajahnya sih, calon suami putrinya ini memang bertampang agak kebarat-baratan. Meskipun namanya asli Jepang, siapa tahu, salah satu dari orang tua pemuda itu adalah orang asing.

Ryosuke tertawa kecil mendengar dirinya disangka orang asing. Pemuda itu hendak menjawab iya, namun diurungkan karena takut akan ketahuan jika ia berbohong kali ini.
“Iie…  orang tuaku asli jepang. Mereka di amerika karena pekerjaan..”

“Pekerjaan?” Rubi ikut menyambung dengan nada bertanya.


“Iya… orang tuaku bekerja di WHO…” jawab Ryosuke kalem. Yuya dan Rubi langsung mengangguk.

“Hebat..! Umika memang pintar mencari suami!” Rubi memekik kegirangan sambil menggerling kepada putrinya. Umika mengedipkan sebelah matanya sebagai ungkapan terima kasih atas pujian sang ibu. Sementara itu, Ryosuke nampak kebingungan dengan kalimat Rubi tadi. Apa hubungan antara Orang tuanya yang bekerja di WHO dengan diklaimnya Umika untuk kepintarannya dalam mencari suami?

“Uhm.. baiklah..” Suara Yuya kembali terdengar, menandakan pembicaraan akan diteruskan. “Karena menurutku ini sudah cukup jelas, kurasa kita mulai bisa membicarakan soal pernikahan kalian…”

Ryosuke langsung mangap sekalian berpikir.

‘cepat amat!’

*****

“Oni-chan kemana aja tadi? Kok bolos?” Mirai melipat tangannya di dada, sementara kaki kanannya dihentakan cepat dan berirama ketika siluet kakaknya terlihat baru saja memasuki pintu rumah. Sang kakak kembar hanya tertawa miris.

“Itu…”

“Mi-chan, konichiwaa!!” Umika tiba-tiba menyembul dari balik punggung Ryosuke, membuat Mirai kaget seketika. Wajahnya sontak berubah masam.

“Kau lagi! Mau apa kau?” Tanyanya masih dengan nada mengintimidasi seperti sebelumnya. Umika tersenyum manis lalu menghampirinya.

“Jangan bicara sekasar itu… aku kan calon kakak iparmu…” jawabnya santai kemudian bergerak pelan melewati Mirai menuju sofa dan mengambil tempat di sana. Gadis itu mengikutinya.

“Jangan bercanda..” Mirai tersenyum sinis. “Kau pikir karena Nii-chanku sudah menghamilimu, jadi kau bisa seenak jidat bilang akan menikah dengannya? Aku tidak setuju! Tidak ada bukti bahwa kau memang lagi mengandung anak Nii-chan …” jawabnya ketus. Umika menatap mata gadis itu lama tanpa melepaskan senyuman dari bibirnya.

“Kau benar… aku memang tidak sedang mengandung anak Ryosuke. Tapi, tunggu saja… sesaat lagi doamu itu pasti jadi kenyataan. Aku tidak peduli, kau mau setuju atau tidak. Karena, tanpa persetujuanmu pun, aku akan tetap menikah dengan kakakmu. Kau tidak bisa menghentikan cinta, Mi-chan…” senyum Umika sedikit berubah sinis. “Dan, kurasa kau sudah tidak punya waktu lagi untuk berusaha mengentikan kami. Ryosuke sudah bertemu keluargaku, dan kami sudah memutuskan akan menikah tanggal 9. Yaah…4 hari lagi..”  

Mirai mangap. “EEH?!” mata elangnya sontak diarahkan pada sang kakak. “Onii-chan? 9 Mei? Kenapa harus dihari ulang tahun kita? Kau merusak suasana!”

Ryosuke tersenyum pasrah. “Gomen ne Mirai… Tapi aku… Aku harus menikah secepatnya…”

“Hanya karena bayimu kan?!”

“Sudah kubilang, aku tidak mengahmili Umikaa!!” Ryosuke protes lagi. Namun Mirai sama sekali tak menghiraukannya.

“Lalu bagaimana dengan Kaa-chan dan Tou-chan? Nii-chan tidak memberitahu mereka kalau Nii-chan sudah bikin hamil anak orang? Artis lagi!”

“SUDAH KUBILANG—Aah! Sudahlah.Aku sudah mengatakan soal hal ini pada kaa-chan dan touchan, dan pokoknya aku dan Umika-san tetap akan menikah.” Jawab Ryosuke jelas bohong besar. Mana berani pemuda itu memberitahukan tentang pernikahannya kepada orang tuanya sendiri.

Sementara Mirai makin mengerutkan wajahnya. “Nii-chan baka!” umpat gadis itu sebelum berlari keluar rumah. Kali ini Ryosuke tidak mengejarnya.

“Kau tidak mengejarnya?” tanya Umika pelan. Pemuda di depannya menggeleng.

“Sudah setuju mau membantumu, aku harus melakukannya sebaik mungkin kan?”Ujarnya pelan sambil tersenyum tipis.

Perlahan, jantung Umika mulai berdegup lebih cepat.

*****

“Mereka mau nikah tanggal 9! Gila aja!”  Mirai menjatuhkan dirinya ke kasur busa pink milik Suzuka. Keningnya terlipat, jelas menunjukan rasa kesalnya yang sudah mencapai ubun-ubun. Suzuka menutup komik conan-nya lalu berbalik ke arah gadis itu.

“Bagus tuh… semakin cepat mereka nikah, semakin nggak ketahuan mereka MBA…”

“MBA??” Kening Mirai makin terlipat, tidak mudeng dengan jawaban sahabatnya barusan. Suzuka geleng-geleng sejenak.

“MBA masa nggak tahu? Married by accident..”

Mirai mengangguk, namun sedetik kemudian balas menggeleng. “Aku tetap gak setuju ah! Masa depan Ryo-nii bisa kacau…”

Suzuka menghela nafas. “Sudahlah Mirai… relakan saja. Itu kan salah Ryosuke juga. Siapa suruh dia menghamili anak orang… harus tanggung jawab donk. Kan kasihan Kawashima-san nya kalau kakakmu tidak mau tanggung jawab..”

“Tapi tetap aja… Nikah gitu. Mana ini Kawashima Umika-nya Chinen …ARRGH!” Mirai mengacak-ngacak rambutnya frustrasi. “Nii-chan sih, nyari cewek nggak kira-kira. Artis di embat juga!”

“Ryosuke ganteng sih. Wajar aja, sampe ada artis yang naksir dia...”

Mirai mengangguk. “Itu! Nii-chan sih, pake acara ganteng segala! Aku yang susah deh sekarang!” omelnya. Suzuka terdiam sambil memandang gadis itu heran. Kenapa malah menyalahkan Ryosuke karena kegantengannya?

“Tapi Mirai...” Suzuka menepuk bahu temannya itu. “Bukannya bagus buatmu dan Chinen kalau orang yang dinikahi Ryosuke itu Kawashima-san?”

“Bagus apanya~ Chinen kan nanti bakal heboh! Ntar aku dicuekin lagi..”

“ck.ck.ck” Suzuka geleng-geleng. “Gini ya... Awalnya Chinen memang bakal ngamuk kalau tahu Kawashima-san udah menikah, apalagi sama temannya sendiri.., tapi, lama-kelamaan dia pasti bakal nyerah dan tidak lagi tergila-gila sama Kawashima. Nah, bagus kan, Chinen jadi ‘tottaly yours’ deh..”

Mirai terdiam sejenak sembari berpikir. Tak berapa lama, kedua bola mata gadis itu sontak berbinar. “Benar juga!” Senyum tipisnya terulas. “Kau jenius Suzu!”

Suzuka nyengir. “Jadi sekarang kau tinggal memberi mereka restu, beres kan?”

Mirai mengangguk heboh. “Tentu saja! Mereka mendapat restuku sepenuhnya!”

*****

“UHUK!! UAPHAA? MUENIKKAHH?” Yuto Nakajima memekik heboh dengan mulut masih dipenuhi nasi bentonya setelah mendengar berita yang baru saja disampaikan kekasihnya—selaku oknum yang membawakannya bento tadi. Akibatnya, beberapa manusia lain yang juga tengah memfungsikan lapangan basket tampat Yuto bertanding sebelumnya mengarahkan segenap pandangan ke pasangan kekasih tersebut.

 “SSST! Nggak usah teriak-teriak napa! Bahaya kalau ketahuan yang lain...” Suzuka mencubit perut Yuto. Pemuda itu mengaduh sesaat sebelum ngangguk-ngangguk.

“GHOMEN..” Omongan Yuto masih tidak jelas karena nasih masih memenuhi mulutnya. Selang sepersekian detik, makanan itu akhirnya berhasil melewati tenggorokannya. “Ne, Suzu.. serius nih?”

“Iyaa!” Suzuka menjawab antusias. “Pacarnya udah hamil duluan, makanya Ryosuke ngebet pengen cepat-cepat menikah...”

“Sugee~ Ryosuke hebat juga!” Yuto setengah kagum.”Eh, emang siapa pacarnya Ryosuke itu? Perasaan dia tiak pernah cerita-cerita deh kalo udah pacaran..”

“Itu dia... alasan Ryosuke tidak pernah cerita soal pacarnya, karena pacarnya itu artis...”

“Eh? Artis?”

“Iya!”Suzuka menganguk mantap. “Kawashima Umika, yang idolanya Chinen itu... sekarang dia lagi hamil anaknya Ryosuke loh..”

“KAWASHIMA UMIKA HAMIL ANAKNYA RYOSU—HUMMPH!!!” Sebelum Yuto kembali menarik perhatian sekelilingnya, Suzuka sesegera mungkin membekap mulut pemuda itu dengan kedua tangannya. Sayang, yang tidak mereka sadari, seseorang sudah bergabung dengan mereka, tepat setelah mendengar pekikan Yuto barusan.

“Kawashima Umika kenapa?” Chinen berdiri di depan keduanya dengan alis bertaut.

//TBC//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar