Selasa, 30 Agustus 2011

[fic/On Writting] : The Dream Lovers-chapter 13

CHAPTER 13

“Disini saja…” Umika berujar pelan, ketika mobil mewah Yuto melewati halaman rumahnya. Yuto langsung menghentikan laju mobilnya.

“Arigatou na…” Umika pamit lalu bersiap membuka pintu mobil. Namun sepersekian detik kemudian, Yuto menahan tangannya. Wajah pemuda itu serius.

“Kawashima, tolong… jika ada sesuatu, katakanlah padaku…”Yuto kembali memohon. Mungkin ini yang terakhir kalinya—tidak! Ini bukan yang terakhir kalinya. Jika harus, Yuto akan terus memohon pada gadis itu agar membuatnya tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan kekasih dan sahabatnya.

Dan seperti yang terjadi sebelumnya, Umika tetap enggan berkata.

“Aku tidak tahu apa-apa Yuto…”

Yuto terdiam lagi, sembari melepaskan rangkulannya dari tangan Umika, membiarkan gadis itu keluar dan meninggalkannya di dalam.

“Arigatou…”

“un! Aku berangkat ya…”

Suara deru mesin mobil Yuto kembali menggema, menjadi salam perpisahan terakhir sebelum sosok itu melaju pergi. Umika menghela nafas agak lama sebelum menundukan kepalanya frustrasi.

“Hufft—“

“Nee-chan selingkuh ya?” sebuah suara tiba-tiba mengagetkan Umika. saking kagetnya, gadis 17 tahun itu bahkan nyaris melorotkan bahunya ke tanah. Ia seketika menoleh ke sumber suara.

“Ryuu?! Ck! Apaan sih?”

Penyebab kekagetan Umika tadi—yang ternyata adalah adiknya sendiri itu menatap kakaknya kesal lalu melangkah maju beberapa langkah mendekati objek tatapannya tersebut.

“Nee-chan jahat banget sih! Padahal Yamada-sama sudah terlalu baik. Sudah untung dia mau sama nee-chan!” Ryuu memarahi kakaknya. Umika mengangkat alisnya sebelah, tidak mengerti.

“HA?!”

“Nee-chan selingkuh kan sama Nakajima Yuto?” bukannya menjawab pertanyaan kakaknya, Ryuu malah balik bertanya. Tampangnya siap menginterogasi gadis itu. Umika terdiam beberapa sekon sebelum menjawab tuduhan adik semata wayangnya tersebut.

“Gila! Tidak mungkinlah aku dan Nakajima—“

“lalu kenapa Nee-chan pulang sekolah diantar Nakajima-kun? Padahal tadi pagi kulihat yang jemput Yamada-sama!” belum selesai Umika berbicara, Ryuu sudah menimpali dengan tuduhan berikut. Umika menggaruk kepalanya agak kesal dengan perasangka Ryuu. Terpaksa dia harus mengarang scenario cerita baru sebagai dalih. Kan bahaya kalau Ryuu tahu dia bolos dan sampai main ke rumah Yamada.

“tadi Ryosuke sakit, terus pulang duluan. Jadinya aku diantar Nakajima-kun…”

“terus bungkusan lucu itu apa?” Ryuu menunjuk bungkusan plastic putih di tangan Umika. umika mengikuti arah mata adiknya itu dan menemukan bungkusan yang dimaksud.

‘gawaat!’ batin gadis itu melihat Ryuu menatap intens bungkusan berisi baju yang tadi  dibelikan Ryosuke untuknya. Bisa ketahuan dong belangnya. Apalagi kalau sampai bocah itu membongkar-bangkir bawaannya, kecurigaannya tentang Ryosuke adalah kekasih kakaknya bisa semakin meluber alias makin besar.

“ini…isinya tugas, iya! Aku diuruh bikin rajutan gitu..jadi kubawa bahan-bahannya…” Umika mengelak. Ryuu masih menampakan wajah tidak percayanya.

“masa sih?”

“Iya..! sudah ah, aku mau masuk dulu..!” Umika buru-buru berlari memasuki rumah, meninggalkan adiknya yang masih menatap berjuta pertanyaan. Namun malang memang tak dapat di duga. Tinggal semeter lagi dari pintu putih berlabel ‘KAWASHIMA’ di depannya, Umika tiba-tiba saja terjatuh dengan sangat tidak elitnya. Usut punya usut, ternyata gadis itu tersandung skateboard milik Ryuu yang terparkir indah di depan rumah. Niatnya sih mau mengerjai sang Ayah gara-gara pagi tadi sudah seenak jidat memakan sepotong chocolate cake buatan kanon untuknya. Ngabisin lagi! Padahal Ryuu sudah berpuasa semalaman untuk dapat menikmati kue panuh cinta itu di pagi hari dengan hati berbunga-bunga. Namun memang dasar setan, sang Ayah malah melahap potongan kue tersebut tanpa meninggalkan sisa. Bekas krimpun tak ada! Setelah mewek hampir 2 jam dan nyaris bolos sekolah, Ryuu lalu memutuskan untuk membalaskan dendamnya terhadap sang ayah. Tapi bukannya sukses, proyek pembalasan dendam itu malah menimpa kakaknya. Ooh, nasib..!

Efek dari terjatuhnya Umika kemudian terlihat jelas. Bungkusan plasik putih yang dilindunginya dari insting tajam Ryuu sejak tadi seketika melayang beberapa meter ke udara, lalu ikut terjatuh seperti pemiliknya. Hasilnya? Bertebaranlah 3 gaun mewah yang sejak tadi nyungsep di dalam.

Pupil mata Ryuu membesar melihat isi plastic milik kakaknya itu. kaki-kakinya melangkah maju mendekati sang kakak. Tapi bukannya menolong, pemuda itu malah memungut gaun-gaun yang berserakan di depan Umika dan menelitinya baik-baik.

“Gaun mahal. Dapat dari mana?”Ryuu gantian menatap kakanya curiga. Umika mendongak sebentar, lalu menghela nafas panjang.

Siasatnya kali ini gagal!

~ 0 ~ 0 ~ 0 ~

“DAICHAAAAN BURUAAAN!!!” Momoko menarik-narik lengan pacarnya agar bergerak lebih cepat. Daiki mengimbangi langkah-langkah pendek namun bersemangat Momoko dengan susah payah karena dari cara Momoko mencengkram lengannya bisa terasa kalau pemuda itu tidak akan pernah lepas begitu saja.

Setelah beberapa menit melangkah, keduanya sampai di bengunan putih megah bertitle ‘F4 boutique’. Langsung saja kedua insan yang dimabuk asmara itu(?)melangkah pasti ke dalam, dan disambut sapaan ramah sang penjaga.

“irashaimase…aah, Arioka-sama, Tsugunaga-sama…” Akihiko menyapa kedua manusia yang baru datang itu. Akihiko memang sudah mengenal Momoko karena selama ini Daiki sering membawa gadis itu ke tempat ini. Keduanya balas tersenyum.

“Akihiko-san, hisasiburi ne…” Ujar Momoko sedikit kangen melihat wanita 30 tahunan itu.

“hai, Tsugunaga-san… hisashiburi.. mau nyari baju untuk pesta ulang tahun Nakajima-sama kan?” jawab Akihiko sambil mengajak Momoko dan Daiki ke lantai atas.

“Kok tau?”Tanya Momoko. (A/N: bayangin ‘kok tau?’nya Momoko ini adalah ‘kok tau’nya cewek2 yang digodain di OVJ..wkwkwk*author kangen sule—dilempar upil Yama XD*)

Akihiko tersenyum lembut. “tadi pagi Yamada-sama juga kemari bersma seorang gadis. Aku baru melihatnya, sepertinya kekasih baru Yamada-sama, meskipun Yamada-sama tetap bersikeras kalau gadis itu temannya…” jelasnya kemudian sambil sesekali cekikikan mengingat sepasang manusia yang tadi pagi mengunjunginya. Telinga Momoko langsung terangsang mendengar kata ‘gadis’ dalam kalimat teakhir Akihiko barusan.

“Gadis? Akihiko-san tahu siapa namanya?” Momoko bertanya lagi. Akihiko berhenti melangkah sejenak, hendak mengingat-ngingat.

“Kalau tidak salah Yamada-sama memanggilnya Umi… Umika! iya! Yamada-sama memanggilnya Umika.”

Momoko langsung tersenyum lebar sambil melipat tangannya.

“Jadi tadi Umika bolos untuk belanja bareng Yamada ya…? Sudah kuduga ada sesuatu diantara mereka…Hahaha, aku tahu sekarang!” Gadis itu menggumam, namun sesekali tertawa puas. Daiki memandanginya agak ngeri sekaligus takjub.

“Ne, Momochan…daijoubu?” Daiki mencoba menegur gadisnya tersebut. Antisipasi, kalau-kalau gadisnya itu kesurupan, dia kan bisa langsung menelpon paranormal.

“Ha? Aa..Hai! Hai! Daijoubu desu!” Jawab Momoko cepat melihat wajah ngeri Daiki. Pacarnya yang manis bak penguin itu langsung tersenyum lembut. Momoko balas tersenyum manis, namun dalam hati gadis itu tengah tertawa puas layaknya tokoh-tokoh antagonis dalam cerita-cerita Princess Disney. Senang, dia akhirnya punya bukti yang menyiratkan ada sesuatu antara Umika dan Ryosuke.

“ne, Daichan.. pulang nanti aku dianterin ke rumahnya Umika aja ya?” Momoko berbisik. Daiki memiringkan kepalanya 30 derajat, heran.

“Doushita?” tanyanya kemudian.

“ada yang mau ketanyakan padanya. Bisa kan?” Momoko kembali membujuk pacarnya itu. alhasil, Daiki pun mengangguk.

~ 0 ~ 0 ~ 0 ~

“jadi, bagaimana Nee-chan bisa menjelaskan ini?” Ryuu melempar 3 potong gaun yang sedari tadi ditelitinya di meja kayu putih didepan Kakaknya, siap mengintrogasi. Umika menatap pemuda 16 tahun itu hopeless. Sumpah, dia benar-benar kehabisan akal sekarang.

“itu…aku…”

“Jangan bilang Nee-chan nyolong di Mall karena aku tidak bakal percaya!”Ryuu memotong tiba-tiba. Umika menatap adik lelakinya itu kesal.

“aku kan belum ngomong apa-apa!” Protes gadis itu.

“kalo gitu ayo ceritakan kronologisnya, bagaimana sampai gaun mewah nan mahal macam begini bisa ada di tangan Nee-chan..! biar kutebak, Nee-chan mendapatkannya dari Nakajima-kun kan? Jadi benar dugaanku! Nee-chan selingkuh!”Ryuu kembali menuduh kakaknya. Umika seketika berdiri.

“Chigau yo! Itu dibelikan Ryosuke tadi!” Gadis itu refleks membantah.

“Hee?”

“itu dibelikan Ryosuke. Tadi aku bolos sekolah berdua Ryosuke, dan dia mengajakku ke butik untuk membeli gaun-gaun ini. Persiapan, Ultah Nakajima minggu depan…” Umika akhirnya jujur di depan sang adik. Ryuu ternganga sebentar mendengar cerita kakaknya namun beberapa detik kemudian senyum kemenangan merekah dari kedua sudut bibirnya.

“Sudah Kuduga! Nee-chan memang detto sama Yamada-sama.” Gemas, Ryuu menepuk-nepuk pundak kakaknya berkali-kali, sampai gadis itu mengerang kesakitan karena punggung mininya mendapat geplakan selamat bertubi-tubi dari sang adik. Mendengar erangan sang kakak, Ryuu akhirnya berhenti mengekspresikan bahagianya dengan kekerasan macam tadi, berganti dengan menatap Nee-channya intens penuh kekaguman.

“Ne, aku dan Ryosuke tidak detto…hontou ni!” entah untuk yang kesekian kalinya Umika mengelak. Namun Ryuu masih saja membanjirinya tatapan bahagia tadi.

“Nee-chan tidak usah malu… aku mengerti kok…” Pemuda itu sumringah. Umika hanya bisa menarik nafasnya panjang-panjang sebelum menyabet 3 potong gaun yang terkulai di meja dan berjalan menuju kamarnya.

“Aku mau tidur. Jangan ganggu aku ya…” gumamnya sesaat sebelum kenop pintunya diputar. Namun, belum juga Ryuu mengiyakan permintaannya, seseorang sudah nyelonong masuk dengan teriakan khasnya yang bak toa dari ruang depan.

“UMIKAAA~” sosok itu memanggil dengan gaya khas anak-anak SD mengajak temannya main layangan di sawah. Umika batal memasuki kamarnya dan terpaksa kembali ke lantai bawah. Dia kenal betul, suara milik siapa itu.

“Momo~ doushita?” Umika bertanya malas setelah memastikan eksistensi yang meneriakan namanya dengan suara super dasyat tadi adalah sahabatnya, Tsugunaga Momoko. Momoko cekikikan melihat tampang kusut gadis itu.

“Umichan, kau kenapa? Kusut amat wajahmu?” tanyannya asal.

“Aku habis diinterogasi Ryuu soal Ryosuke…”jawab Umika masih saja malas-malasn. “Kau datang sendiri?”lanjutnya. momoko menggeleng.

“aku datang bareng Daichan. NE DAICHAAAN!! MASUK YUUK!!” Momoko kembali berteriak, memanggil pangeran penguinnya yang sedang menunggu di luar. Pemuda itu lalu masuk perlahan.

“konichiwa…” sapanya sangan sopan. Umika tersenyum kaku.

“H-hai..konichiwa.” ekspesinya agak kaget. Tidak menyangka seorang Daiki arioka bisa bertandang kerumahnya yang sederhana ini. Berarti, diantara ke 4 member The Dream Lovers, tinggal Chinen yang belum.

“Ne, Daichan pulang saja… aku kayaknya bakal lama disini...” setelah Daiki selesai ber-konichiwa ria dengan Umika, kekasihnya tiba-tiba saja mengusirnya pulang. Pemuda itu sedikit tersinggung, baru datang kok sudah diusir. Apalagi yang mengusir bukan si pemilik rumah, tapi pacarnya sendiri. Namun karena terlalu cinta dan ingin memanjakan sang pacar, terpaksa Daiki menuruti dan kembali ke habitatnya.

Setelah daiki menghilang, Momoko kembali konsentrasi dengan tujuannya mendatangi Umika. Ada suatu informasi yang harus diketahuinya.

Kedua menusia itu melangkah perlahan ke kamar Umika. Lalu ketika keduanya sempurna berada di dalam, Momoko langsung to the point dengan tujuan kedatangannya.

“Tadi kau ke butik F4 dengan Yamada-kun kan?”

Umika hanya bisa berhe-eh sesaat sebelum menceritakan kembali semuanya.

Chapter 13 end ~ continue to chapter 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar