Tittle : Ryosuke’s Birthday Project
Genre: comedy garing —ffic comedy pertama gw :D—
Cast : HSJ
Theme: Non-Yaoi
Rating: T
Type: Chaptered
Type: Chaptered
Discl : I own them!!*dikejer golok *
Summary: JUMP *minus Ryosuke* mau bikin kejutan untuk ultah ke-18nya Yama-chan. Seperti apakah project yan mereka buat itu, dan—err, berhasil atau tidakkah?
Jangan kemana-mana dan silahkan membaca::
Ryosuke’s Birthday Project
Chapter 1
Project—FAIL!
Siang ini, matahari bersinar dengan sangat cerah. Burung-burung berkicau indah, bunga-bunga menebarkan semerbak harumnya. Hari yang tentram. Damai. Namun masa-masa yang indah itu harus segera berakhir karena kekacauan yang ditimbulkan oleh sekelompok makluk bernafas yang menempati sebuah rumah.
“Ya oloh!! Chinen!! Itu kuenya lu apain, heh!!” teriakan Nakajima Yuto menggema, sukses membuat 7 pasang mata—minus chinen Yuri, dan dia sendiri, serta Yamada Ryosuke yang entah berada dimana—menatapnya.
“emang gue apain? Pan cuma gw taburin gula aja.. biar manis...!” tanpa mengindahkan teriakan Yuto sebelumnya, Chinen dengan asyiknya *nggak pake “cihuii” gitu ya* terus menaburkan gula pada satu pan kue raksasa berhias strawberry dan krim coklat lezat di atas meja.
“TAPI ITU BUKAN GULA!! ITU GARAM, OI!!” tidak lelah, Yuto kembali berteriak. Dan akhirnya sukses menghentikan pergerakan jemari-jemari kecil chinen menaburkan gula—yang ternyata adalah garam tersebut.
“Eh? Ini garam ya? “ pemuda itu mengambil sedikit, lalu mencicipinya.” Ehh iya ding! garam!—gomen.. tapi masih enak kok, kuenya. Berasa…asin manis gitu…”
“Asinan kali, lu kata asin manis!!. Pan itu kue, chii! Cake!! Ampun deh!!” Yuto masih saja mengomel. Chinen hanya ber-hehehe ria, yang entah kenapa tidak menampakan sedikitpun rasa sesalnya.
“Udahlah..Yuto. nggak apa2. kue doangan, bisa kita beli di toko pan. Nyari kue stroberi kagak susah-susah amat kok..” Yabu Kota, sebagai member tertua datang dan menasehati Yuto. Emang dasar udah tua yang paling tua, kata-kata bijaknya itu dituruti begitu saja oleh Yuto. Chinen sendiri mengedipkan matanya pada Yabu, sebagai permohonan terima kasih atas perannya dalam pembatalan amukan Yuto.
“Nah, dari pada musingin kue lagi.. mending kita selesein tuh dekorasi di luar. Udah nyaris jadi loh, tinggal polesan akhir do—”
“Err…Yabu-chan. Ngomong2 soal dekorasi..” Inoo kei memotong omongan Yabu, membut leader tidak resmi JUMP itu menatapnya kesal karena merasa terganggu.
“Ape?”
“Coba deh lu liat ke luar..”
Yabu mengikuti suruhan inoo. Bola matanya digulir, mengikuti arah pandang Inoo.
Bumi menjadi kotak.
“ASTAJIM!!! DEKORASI GUA!!!” Yabu berteriak Histeris menyaksikan pemandangan di luar.
Daiki arioka—entah bagaimana caranya naik—sedang bergelantungan di lampion pink berbentuk strawberry di depan jendela lantai 2. Di bawah ada Takaki Yuya yang sedang kerepotan berpikir bagaimana cara menyusun kursi yang baik dan strategis agar dia bisa naik dan menolong Daiki. Hikaru Yaotome yang sifat jahilnya ternyata sedang kambuh memukul-mukul ujung kaki daiki dengan bantal guling*dapat dari mana tuh bantal?* layaknya piñata. Lalu ada Okamoto keito yang sedang memanjat naik lewat pohon di samping dan menggunakan kabel-kabel lampu hias yang sebelumnya dipasang dengan amat sangat setengah mati oleh Yabu untuk bergelayutan ala Tarzan. Tidak lupa seruan “AUUOO…” terdengar di sela-sela tingkah heroiknya. Dan terakhir Ryutaro—menangis, meminta Hikaru berhenti mempermainkan kaki daiki.
Kacau semua.
Yabu—dengan kecepatan super horse power berlari keluar. Matanya seperti mau copot ketika mengetahui kejadian nista yang dilihatnya dari dalam itu ternyata kenyataan.
“Oii!! Yuya..cepetan dikit napa!! Tangan gw nggak kuat niih!” Daiki terus berteriak, sembari menguatkan pengangan tangannya ke lampion strawberry tadi. Yang di panggil tidak mengubris.
“kalo gw naroh kursi ini di sini… kagak bisa. Ini terlalu gede, warnanya nggak cocok pula—”
“Dai..udah lompat aja lu” Hikaru masih dengan kejahilannya memukul-mukul kaki daiki dengan guling. Lebih parah, pemuda gingsul itu melepas sepatu Daiki dan mulai menggelitik kakinya.
“Hiiiiiiiiiy!! Hikka!! Hahahaha!! Semprul lu!! Geli tau—ehh! Hihihihihi.. HAHAHAH…Woi!!” Daiki stress. Antara mau marah, teriak, minta bantuan atau ketawa.
“Hikaru-kun…hiks! Udahan donk!! Hiks!! Kasian Dai-chan!! Hiks!!” Ryutaro. Kenapa pula dia nagis? Aah… tidak tahan dengan kejahilan tingkat professional Hikka mungkin.
“Dai-chan! Wait!! I’ll save you!! AUOO UOO!!” teriakan itu terdengar dari pohon gede di samping. Setelah percobaan “gelayutan ala Tarzan” season satu gagal, Keito kembali melakukan aksi ajaib nan aneh yang sama. Tapi sayangnya pemuda berbody ‘ashoi’ itu tidak beruntung. Kalau di percobaan pertama dia bisa balik lagi ke pohon, di percobaan ke 2 ini, ayunan kabel lampu Keito nggak mau kembali ke posisi sebelumnya. Alhasil, bergelantunganlah English boy itu tepat di samping Daiki. Nambah masalah memang.
“I’m sorry Dai-chan.. I do my best, but… seems like I fail…”
Semua kacau.
Nakajima Yuto, Chinen Yuri, Inoo Kei, dan Yabu Kota yang baru beberapa detik lalu tiba hanya bisa melongo. Terlebih Yabu. Baru semenit dia meninggalkan hasil dekorasi taman kebanggaannya ini ke dalam karena mendengar teriakan Yuto. Dan sekarang, semenit kemudian, dia harus mendapati hasil kerja kerasnya seharian itu hancur di tangan junior-juniornya yang entah kelewat aktif macam apa sampai bisa menciptakan situasi macam begini.
“Dekorasi Gw…”
“Woo! Yabu! Bagus lu dateng. Niih.. menurut lu ni kursi 3 nih.. yang mana yang harus gw taroh buat dasarnya? Ape yang ini? ato yang ini? trus kalo yang tengahnya? Ini ya? tapi kan nanti nggak matching warnanya sama yang dasa—“
“Yabu-chan! Mau ikutan gw ngegelitikin kakinya Dai? Seru looh.. rada kenyal-kenyal gitu..!”
“HAHAHAHA—ANJRIT LU HIKAA…—HAHAHA… HIHIHIHI…HAHAHA.. OI STOP!!”
“Yaabuukuuun…huweeeee!! Tolongin dong.. si Hikka kagak mau berenti jailin Dai-chaaaaan…”
“Yabu-kun!! Oh, Thanks God you come. Help me please….!!”
“Yabu…”
“Yabu!”
“HAHAHA..YABU!!”
“Yaaabuuu”
“Yabu-ku—“
“DIAM SEMUA!!!” Suara tinggi yabu menghentikan keributan barusan. Wajahnya terlipat, kesal tentu. Tapi dari pada terus-terusan meratapi dekorasi ajaibnya yang sudah hancur total, Yabu memilih menghentikan kegilaan ini segera. Dan hanya ada satu cara untuk itu. Menurunkan Daiki. —dan Keito.
“Inoo, Yuto… naik ke lantai 2, buka jendela trus tarik Dai sama Keito lewat situ” Nada seorang leader. Tanpa disuruh 2 kali, Inoo dan Yuto segera berlari masuk rumah. Dengan gaya super lebay, seolah mau menyelamatkan penduduk sebuah Negara dari ancaman ledakan nuklir, kedua pemuda yang sama2 berparas maha tampan tapi berbody nyaris triplek itu segera melaksanakan tugas.
Selesai dengan Yuto-Inoo, mata Yabu lalu beralih pada 1 eksistensi mini disampingnya.
“Lu ke sana deh…” tangan Yabu menunjuk ke arah Takaki Yuya yang masih saja terlihat amat sangat kebingungan menyusun 3 kursi berwarna kuning-biru-merah di depannya.”bantuin si Yuya gimana nyusun kursi yang bener. Lu bisa kan Chii? Pan matematika lu 98...”
Chinen memiringkan kepalanya 25 derajat mendengar suruhan Yabu barusan. Apa hubungannya coba nyusun kursi sama nilai matematika? Tapi pikiran itu segera ditampiknya mengingat sekarang adalah masa genting. Yabu sedang marah dan tidak akan suka dibantah. Cari aman, Chinen segera berlari, sesekali bersalto mendekati Yuya. Yabu sendiri ikut melangkah menuju 2 orang sisanya. Ya, Hikaru dan Ryutaro.
“Hikka udah deh! Kasian itu Daichan lu gituin.”
‘Ahhahay.. iye. Iye, bang maap. Abis lucu siih..” Puas mengerjai Daiki—ditambah penguin pemuda imut itu sudah ditarik Yuto lewat jendela *author: bisa ya Yuto narik daiki? Kagak kegendutan tuh?—dilempar katana*, Hikaru lalu mendekati Ryutaro dan menepuk-nepuk puncak kepalanya.
“udah, lu kagak usah nangis lagi Ryuu.. gituan doang..!”
‘abis lu ja’at banget siih. Gw kan ga tegaan..”
Entah kenapa ketika mendengar kata-kata Ryuu tadi, Hikaru jadi ingin muntah.
******
Butuh 30 menit aksi heroik Yabu-Yuto-Inoo-Chinen agar bisa menentramkan kembali rumah keluarga Yabu. Ya, rumah bermasalah tadi adalah kediaman keluarga Yabu yang dipinjam beberapa hari untuk mempersiapkan sebuah pesta. Pesta apa? Sudah tau lah… di judulnya aja ada kok. Yupz! Pesta ultah ke-18 Yamada Ryosuke, si member terseksi sekaligus penguasa solo line JUMP. Ke Sembilan member lain sudah merencanakan ini sekian lama. Tapi apa mau di kata, dewi Fortuna sedang tidak memihak mereka—juga Yamada. Dia yang ultah, inget?—. Rancangan pesta yang sudah disiapkan sejak kemarin itu akhirnya gagal di tangan mereka sendiri.
Oh, nasib.
Dan sekarang 9 pemuda bersuara emas itu hanya bisa terduduk lesu mengelilingi meja makan keluarga Yabu. Beberapa dengan kesibukan masing-masing. Daiki dan Keito nyaris meneguk habis satu botol aqua ukuran sedang.
>>>>> Abake::*Author numpang ngeksis*
Keito: hello?! author? Sejak kapan Indonesia ngimpor aqua ke Japan ?!
Daiki: tauk nih. Lagak lu… kita2 ga minum aqua yeee. Sorry aja!
Author: Eeh.. kagak ya? masa siih—aah! Iye deh. Gomen..
Daiki: nah gitu donk! Terus?
Author: Terus apa?
Keito: Ya terus you ganti minum kita donk! Susah bener!
Author: eeh—iye. Iye. Mau minum ape tuan2?*author ganti baju maid*
Daiki: minuman sports gitu. Yang macho. Macam Dancow stroberi kek, indomilk, real good—
Author: Bentar! Bentar! Lu bilang ape tadi? Minuman sports? Dancow stroberi? indomilk? OI! Sejak kapan itu merk2 susu jadi minuman sports? Orang tuh ya pocari sweet, my zone. Udah gitu dari Indonesia lagi. Katanya Nggak mau ngimpor. Apaan!
Keito: iih Daichan silly banget sih. Masa minum susu. I ga lepel dah. Eh author, ganti aja noh sama coca cola.
Author: nah, gini donk. Yes sir, wait for a minute ok?
Daiki: nyang cepet ye!!
Author: iya aah! Bawel!
>>>>>Abake—end.
Daiki dan Keito nyaris meneguk habis masing-masing satu kaleng coca colla*udah diganti—sesuai pesanan^^*. Yuto dan Hikaru menguliti lapisan krim bertabur garam chocolate strawberry cake tadi. Yuya dan Chinen masih mendiskusikan masalah penyusunan Kursi, Inoo sedang berusaha menghentikan cegukan Ryutaro akibat kelamaan menangis, sedangkan Yabu hanya menidurkan kepalanya di meja. Masih stres tentu saja.
“coba kita mesan tempat di café aja. Pan jadinya ga bakal gini. Tinggal sekali ngomong, langsung beres…” Daiki mengeluarkan opininya sembari melemparkan kaleng coca cola tadi ke tempat sampah di ujung ruangan. Tapi sayang, jangankan masuk. Nyosor dekat situ aja kagak.
“iya nih! Emang siapa yang ngusul mau bikin party buatan sendiri! Nggak memperhitungkan resikonya banget!” Chinen memukul meja lalu berdiri—sok marah. Kedelapan manusia lain sontak menatapnya.
“Apa?” Tanya pemuda mini itu polos.
“Elo yang ngusul Chii. Pake maksa lagi. Katanya biar tambah special. Inget?” Kei Inoo membuka kedua sisi bibirnya malas-malasan. Pemuda itu memang masih merasa ajaib, kenapa Chinen bisa protes padahal dia yang punya ide. Tapi energinya memang lagi tidak tersedia untuk borkoar-koar. Sudah terlalu capek ngangkat Daiki yang kayak penguin gendut plus Keito yang bodynya kayak model L-men itu soalnya.
Chinen sendiri hanya bisa terpaku selama beberapa detik.
“Oh…iya ding. Lupa. Hehehe…” tawa mentah. Dalam suasana seperti ini, meskipun Chinen memasang serangan puppy eyes dan pika-pika kawaii facenya, tidak mungkin para manusia kesal itu akan langsung doki-doki tomaranai seperti biasa.
“… tapi kan bukan gw yang ngacauin dekorasinya. Gw Cuma kue doangan pan? Itu. daichan tuh.—“
“Eeh kok Gw sih? Kan gw korban tadi. Keito nih yang ngerusakin lampunya—?”
“Me? Why Me? I was tried to help you.”
“itu juga gegara Hikka keterlaluan ngegangguin Daichan! Jadinya bikin ribut-ribut kan ?”
“Heh bocah! kok gw sih. Itu kan gara-gara Yuyan kelamaan nyusun Kursinya, jadi dari pada ga ada kerja, mending gw godain si dai.”
“kok gw? Gw pan lama gegara kursi yang Yuto taroh di luar tuh warnanya pada nggak matching. Jadi gw butuh waktu dong bu—“
“lha? Sekarang gw? Oi Yuyan, mana gw tau tu kursi matching pa kagak. Gw juga nggak nyangka bakal ada kejadian begini. Pan gw lagi serius bikn kue—sampe kue bikinan gw tuh, DITIMPUK GARAM SAMA CHII. “
“Nah gw lagi? Kan udah dibilangin gw kagak tau itu garam apa gula. Lagian juga, kenapa toples garam ma gula ditaroh dempetan. Kan orang bisa pada bingung…”
“nyalain toples sekarang?!”
“Siapa suruh toplessnya dempetan gi—“
“UDAAAH!! LU PADA GA BOSAN BIKIN RIBUT APA?!” kembali, suara tinggi Yabu mengheningkan suasana. Dan seperti sebelumnya, ke 8 orang yang sibuk saling menyalahkan itu terdiam.
“Dari pada ribut, mending mikirin deh gimana pestanya Yama-chan.”
“Err…Yabu-chan—” Suara cempreng Inoo terdengar, membuat semua mata menatapnya.
“— kayaknya gw punya ide.”
>> seperti apa idenya Inoo-chan?
Apakah pesta ultah Ryosuke akan berjalan lancar?
Jangan kemana-mana dan silahkan tunggu chapter 2 nya…
Peace! ^^
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar