Chapter 2
New Plan
“Err…Yabu-chan—” Suara cempreng Inoo terdengar, membuat semua mata menatapnya.
“— kayaknya gw punya ide.”
Sontak ke8 pasang telinga milik member lain terangsang. Ide dari seorang mahasiswa Meiji seperti ini nih, yang memang sangat dibutuhkan. Mahasiswa Meiji Daigaku bayangkan! Idenya pasti fenomenal abis.
“APAAAAAAAAAA?” Tanya ketujuh manusia tampan—minus inoo—itu bergantian.
“Gimana—“
“hmm?”
“—kalo—“
“hmm??”
“—kita—“
“hmm??????”
“BISA GA LU PADA DIEM! APAAN TUH HMM HMM GITU!!” inoo naik darah, mengamuk. Kesal tentu setiap kata yang keluar dari mulutnya selalu disela dengan gumaman yang mirip pertanyaan, Hmm?
“hehehe.. gomen Inoo-chan, abis kita penasaran...” Nakajima Yuto membuka suaranya duluan, meminta maaf. Member lain hanya bisa ikut cengar-cengir. “jadi idenya apa?”
Inoo menarik nafas.
”Gimana—“
“hmm?????”
“UDAH DIBILANG DIAM IIH!!“ Inoo kembali mengamuk. Hikaru yang menjadi penyebab amukan season 2 ini hanya cengengesan geli.
“Gomen Noo, abis muka serius lu lucu banget!”
“Noo-noo.. lu kira gw Dono!”
“eh, lu kenal Dono ya Noo? Pelawak Indonesia pan?”
“Siapa tuh yang bilang Noo lagi ? Elu?! Ehh…Siapa sih lu?”
“gw authornya woi! Masa nggak kenal?”
‘Ehh?! Author kok disini?! Heh! Author mah, eksisnya di abake doangan. Di cerita sih, lu kagak bisa masuk!”
“Loh! Terserah gw donk! Gw kan yang punya cerita!”
“lu pergi ato gw keluar nih dari JUMP” Inoo mengancam author. Author langsung meluk kaki Inoo.
“Jangan dong Inoo-chan!! JUMP ga berasa kalo ga ada lu!!”
‘kalo gitu pergi noh, urusin nih cerita biar warasan dikit.”
“iya deh! Itekimas!!”
“itarashai…!”
Dan authorpun pergi entah kemana memperbaiki script cerita ini agar warasan dikit. 8 member lain yang baru saja menyaksikan dorama Inoo-author beberapa menit tadi hanya bisa celangapan.
“Jadi—“ Inoo memutar bola matanya menatap Hikaru.”bias gw lanjutin?”. Hikaru sontak mengangguk. Pikirannya sedang blank, dibutakan acting maha ajaib sahabatnya bareng author sarap creator cerita ini tadi.
“Gimana kalo…”
Hikaru-Yabu-Yuya-Keito-Daiki-Chinen-Ryutaro-Yuto deg degan. Mereka ber8 saling perpelukan. *loh?!*
“…kita tanya aja Yama-chan dia mau birthday party yang kayak gimana!”
Sontak rangkaian huruf balok raksasa pembentuk kata ‘GUBRAK” jatuh menimpa ke 8 orang tadi. Tak ayal, semuanya terlempar ke lantai*hah? bisa ya? Muncul dari mana tuh hufuf-huruf?*.
‘Inoo-chan” Ryutaro bersuara sambil berusaha bangkit dari lantai dan menduduki kursi. “kalo gitu mah, sama aja bukan kejutan kan ? Pan rencana awal kita bikin pesta kejutan.”
7 orang lain—minus Ryutaro dan Inoo—mengangguk.
“iya..ya. abis, semua pada bingung mau pesta kayak gimana. Ya, gw pikir kenapa kita nggak Tanya Yama-chan aja?”
“Inoo-chan ternyata biar anak meiji, loadingnya telat juga ya…” Chinen berbisik-bisik dengan Daiki. Pemuda gembul mirip penguin itu mengiyakan.
‘Iya. Kelihatannya aja ya pintar. Padahal masalah sepele macam gini aja nggak bisa diurus” Daiki ikut menghina menggosipi Inoo. Tanpa mereka sadari, Inoo beserta 6 koloni segrup mereka sedang mendengarkan dengan seksama. Maklum, berbisik dalam pngertian Dai-Chii adalah tidak berteriak. Jadi biarpun judulnya berbisik, Daiki dan Chinen tetap berujar dengan volume senormalnya.
“Lu pada bilang apaaaa???”
Dai-Chii sontak menghentikan sesi gossip mereka ketika mengetahui eksistensi pemilik suara barusan adalah dia yang sedang jadi bahan perbincangan. Mereka menatap Inoo takut-takut.
“E-eh C-chii, I-Inoo-c-c-chan pi-pi-pintar banget loh. Ma-mahasiswa meiji. Nggak diraguin lagi ke-lam eeh, ke tangkasannya yaa?” daiki langsung memutar bahan pembicaraan 180 drajat. Chinen—dengan puppy eyes dan pika pika kawaii facenya mengangguk antusias.
‘I-Iya loh daichan! Bener banget! Makanya idenya brilliant yaa… hahahaha” Chinen berusaha tertawa. Mentah memang. Member terpendek nomor 1 dan 3 itu masih menatap inoo cemas. Takut, sumpah!
“KALIAN—”
“AAAAH!! INOO-CHAN!! JANGAN! KAMI JANGAN DIBUNUH!! YA OLOH!! AMPUN INOO-CHAN!! AMPUUUUN!!!” belum sempat Inoo melanjutkan kalimatnya, kedua manusia itu sudah berteriak histeris. Mereka takut akan ‘diapa-apain’ oleh si cantik Inoo.
“AAAH!!”
“KYAAAAA!! INOO-CHAAAN!! AMPUUUN!!”
“udah deh! Nggak usah teriak-teriak. Lu berdua ga bakal gw apa-apain!” Inoo menyerah. Selain karena kasihan, dia juga malas memikirkan bagaimana cara menyiksa menghukum kedua juniornya itu. “Jadi gimana nih pesta Yama-chan?”
Semuanya hanya bisa mengangkat bahu.
Sementara itu di sudut salah satu café terkenal di tengah Kota Tokyo . . .
“HACHII! HACHI!! HACH..HACH..HACHIIIIII!!!” Yamada Ryosuke, yang ntah sudah yang keberapa kalinya bersin-bersin hanya bisa menggosok hidungnya lagi. Capek juga sih, bersin-bersin mulu.
“lo sakit ya?” Shida Mirai menepuk-nepuk punggung pacarnya pelan, sedikit kasihan melihat pemuda yang hanya lebih tua sehari darinya itu bersin-bersin terus.
“nggak tau nih. Perasaan nggak deh. Apa ada yang ngomongin gw kali ya?”
Mirai mengangguk pelan. “mungkin aja. Secara, lo kanYamada Ryosuke-nya Hey! Say! JUMP”
Ryosuke tersenyum kecil, lalu mengelus puncak kepala gadisnya itu lembut. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu.
“Ah, 9-10 Mei, jadi kan ?”
******
Gerombolan pemuda beranggotakan 9 orang itu menyamarkan dirinya dibalik pintu berukuran 2 x 1 meter. Mata mereka terfokus pada objek yang sama. Mereka saling berbisik, membagi tugas sebenarnya.
“lha kok gw siih?!” Chinen protes, kebagian job pertama. Member lain menatapnya tajam, seolah mengintimidasi.
“pan elu yang akrab sama dia Chii. Dia pasti ga bakal curiga deh..!” Hikaru menjawab dengan lengkungan cengiran yang terulas seperti biasa. Setelah menimang-nimang hampir 5 menitan, Chinen akhirnya mengangguk. Pemuda yang akan menginjak usia 18 tahun 30 November ini melangkah pelan. Sesekali iya menoleh, mendapati rekan-rekan segrupnya menyoraki kata ‘GANBATTE!’ tanpa suara. Setelah sepersekian detik, sampailah juga Chinen di samping si obyek yang sudah menjadi bahan stalkeran 9 pemuda tampan 5 menit terakhir, Yamada Ryosuke.
“Err…Yama-chan,” Chinen membuka kedua sisi bibirnya pelan, membuat sosok berparas sempurna yang dipanggil Yama-chan tadi menoleh.
“Loh Chii? Kenapa?” Pemuda itu meninggalkan grasa-grusunya mengetik mail dan langsung memposisikan tubuhnya menghadap Chinen. Chinen menggigit bibirnya agak ragu.
“Anoo…itu—Yama-chan mau ngerayain Ultah tahun ini dimana? Atau, ama siapa gitu…” Yamada nyengir kuda, namun tiba-tiba saja wajahnya jadi memerah.
“gw… mau bareng Mirai-chan, mau ke laut…hehe” jadi itu alasannya kenapa wajah seorang Yamada Ryosuke bias tiba-tiba memerah. Pemuda itu menerawang, membayangkan 2 hari indah yang akan dilewatinya bersama pacarnya tersayang nanti.
Chinen langsung menyimpan kata-kata itu rapat didalam memori otaknya. “Ooh.. gitu. Oke dah. Sankyuu yaa…” dan tanpa menunggu balasan dari Yamada, Chinen langsung saja ngacir pergi.
“tu anak kenapa siih?” gumam pemuda itu pelan.
Sementara Yamada berbicara dengan dirinya sendiri, Chinen sudah kembali ke gerombolannya dan siap memberitakan kabar yang baru saja di terimanya tadi.
“jadi gimana? Gimana?” Yuya bertanya antusias. Chinen menggeleng, memberikan pandangan ‘gue kecewa’nya.
“Dia mau jalan bareng Mirai. Ke laut. “
Sontak koor kecil beranggotakan 8 orang dengan satu-satunya lagu yang dinyanyikan yaitu ‘Yaaaaahh…’ berdendang.
“Eh minna!! Gw punya ide nih!” Hikaru menganggkat jari telunjuknya ke samping pelipis. Imagine sebuah bohlam kuning bersinar terang di atas kepalanya.
“Apa? Apa?” Tanya Ryutaro dan Yuto bersamaan.
“yes, What?” Keito mengulang pertanyaan yang sama, hanya saja dengan bahasa dan aksen yang berbeda.
“nggak sebego idenya Inoo-chan kan ?” Daiki bersuara malas-malasan. Tapi setelah dirasanya ada sesuatu yang menusuk punggungnya dan ketika mengetahui yang menusuknya adalah tatapan tajam Inoo, pemuda itu langsung hyper. Cengiran super duper lebar terpasang di wajah tembemnya.
”—gomen.” permintaan maaf yang mengakhiri.
“makanya dengar dulu niih…” Hikaru sepertinya tidak menangkap sama sekali tatapan Tajam Inoo ke daiki. Pemuda ginsul itu sedang focus ke rencananya mungkin. Hah? Bisa fokus juga dia ternyata. Kedelapan member lain mendekatinya, membentuk lingkaran kecil agar Hikaru bisa leluasa menceritakan idenya.
1 menit berlalu…
“jadi gimana?” kepala Hikaru menyembul duluan dari lingkaran tadi, diikuti kepala-kepala yang lain.
“Gw nggak yakin sih, Hikk…” Yabu—as a leader—berkomentar duluan. “tapi kayaknya bakal seru juga!”
Karena sang Yabumama sudah setuju, tidak ada jawaban lain selain anggukan kepala dari member-member yang tersisa. Chinen, Yuto, Daiki, Inoo, Keito, Ryutaro, dan Yuya.
“Ok! Kalau gitu, deal minaa?”
“DEAL!” seruan membahana.
>>> jadi apa kejutan apa yang sebenarnya direncanakan JUMP untuk ultah Ryosuke?
Apa rencana kali ini juga akan gagal seperti sebelumnya?
Stay with me and wait for the next chapter nee??
TBC
Comments are needed!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar