Sabtu, 16 April 2011

[Drabble] Sayonara senpai - chapter 1


[Drabble—mungkin?]
Title: Sayonara, Senpai… (Chapter 1)
Author: Dhy
Cast: Hayashi Kento, Yamada Ichigo, Shichigatsu Kyu
Genre: drama
Disclaimer: I hope I can own Hayashi Kento and Shichigatsu Kyu


SAYONARA, SENPAI
( chapter 1)

Yamada Ichigo’s POV

Oktober 2010…

Pertama kali aku melihatnya…Dia tersenyum. Ya, senyuman yang sangat manis—tulus. Senyuman yang entah kenapa bisa dengan begitu mudahnya menghipnotisku, mengurungku dalam kerangkeng kehidupannya, membuatku ingin masuk—atau paling tidak tahu tentangnya.
Ya, dia senpai yang lebih tua 2 tahun dariku, yang pertama kali kutemui 6 bulan lalu.

Hayashi-senpai…

Butuh hampir 2 bulan bagiku ––hanya—untuk tahu, siapa namanya. Untuk tahu dimana kelasnya—dan setelah akhirnya aku sadar, kami tidak begitu jauh. Aku selalu bisa melihatnya dengan jelas di hari sabtu. Ya, hari dimana kami menggunakan gedung olahraga bersama. Kelasku dan kelasnya.

Dia selalu duduk di belakang barisan, bersama 2 sahabatnya. Yang tampan dan yang berkacamata. Mereka tertawa lebar—selalu. Entah mendiskusikan apa. Terkadang juga kulihat mereka duduk bersama buku-buku tebal dipangkuan mereka. Tahun ke 3, kelas Ujian.

Dia pintar, prestasinya memukau, dari keluarga terpandang. Dia nyaris sempurna.

Tapi itulah mengapa aku tak pernah sekali saja mencoba berani menatapnya.

Dia terlalu sempurna.

*****
Hayashi Kento’s POV

December 2010…

Dia hanya siswi kelas satu yang kutemui secara kebetulan. Terlalu biasa, tidak ada yang begitu menarik darinya.  Aku sering mendapatinya memandangiku. Di lorong sekolah, gedung olahraga, bahkan ketika dia tanpa sengaja melewati kelasku.
Awalnya biasa saja. Maksudku, aku sudah sering dipandangi orang. Tapi dia berbeda. Caranya menatapku, matanya, gerakan tubuhnya, berbeda.
Menarik.
Cantik.

‘si kecil’, begitu aku menjulukinya setiap kali mata kami bertemu. Aku ingin tersenyum kepadanya—tapi entah kenapa, bibirku kaku bergerak. Dan kenapa juga setiap melihatku, wajahnya berubah. Datar. Seperti menyembunyikan sesuatu.

Aku tidak bisa mendekatinya, sekali lagi aku bertanya—entah kenapa. Dia…dia terlalu biasa, ‘too ordinary’ bagiku. Entah apa yang akan dikatakan teman-temanku nanti jika mereka tahu, seorang gadis biasa kelas 1 telah sukses membuatku memikirkannya.

Bodoh memang.

Aku  bahkan tidak tahu siapa namanya.

*****
Shichigatsu Kyu’s POV

Agustus 2010…

Dia berbeda sekarang.
Ya gadis itu, salah satu musuh bebuyutanku waktu SMP. Kami sering saling megejek, mengerjai, bersaing di sekolah.
Dia Yamada Ichigo, yang entah kenapa tidak seperti dia yang dulu. Yang bikin kesal, tapi juga lucu kalau dilihat.

Dia sudah sangat berbeda. Dia sudah dewasa. Pembawaanya damai, terkesan anggun meskipun sesekali masih sempat kudengar tawa lepas meluncur dari kedua sisi bibirnya. Dia tidak lagi kekanak-kanakan seperti dulu. Style-nya pun berubah, jadi lebih girlie bisa dibilang.

Aku menyukainya yang sekarang.

Meskipun terkadang kulihat dia menatap orang lain dengan wajah datar, tapi ketika mata kami bertemu, selalu, seulas senyum akan terlepas begitu saja dari sisi-sisi bibir kami. Kami memang saling mengenal, tapi sejak aku menginjak bangku SMU, kami tidak pernah bicara sekalipun. Dan ketika kini dia hadir di sekolah yang sama denganku, entah kenapa hatiku senang sekali.
Apalagi ketika tidak sengaja aku mendapatkan alamat e-mailnya dari temanku. Tak tanggung-tanggung, aku langsung mengiriminya mail. Awlanya dia tidak tahu, sampai akhirnya perlahan-lahan dia sadar, yang mengiriminya mail adalah aku yang sudah berganti status dari ‘musuh bebuyutan SMPnya’ menjadi ’Senpai bekas musuh bebuyutannya’. Yah, aku tidak keberatan dengan opini itu mengingat saat ini yang ada dipikiranku hanya dia.
Kami saling berbalas mail, dia sering mengirimiku foto juga. Tentu saja aku sangat senang ketika dia membalas mailku atau mengirimkan salah satu fotonya padaku.

Kulihat teman-temannya tidak senang melihatku mendekatinya. Yah, mungkin label ‘musuh bebuyutan SMP’ itu masih kuat melekat bagi mereka. Tapi tidak bagi Yamada. Dia melihatku sebagai teman, bahkan bisa kurasakan, dia melihatku lebih.

*****
Yamada Ichigo’s POV

April 2011…

Ujian nasional.

Kelas tahun ketiga lulus.

Aku masih terus memikirkannya. Setiap hari, satiap saat. Sampai tak terasa waktu sudah menunjukan saat ini. saat dimana dia akan melepas seragam SMUnya dan terbebas dari title siswa yang sudah melekat padanya selama 3 tahun ini.

Dia harus pergi, dia harus mengejar ‘mirai’nya.

Dan aku masih disini, masih terus berdoa, berharap. Setidaknya aku bisa melihat wajahnya sedetik lebih lama. Aku hanya berharap dan berharap, tapi tak pernah sekalipun aku berani memberanikan diriku bicara padanya. Aku takut, malu, minder. Tentu saja, aku bukan siapa-siapa. Aku hanya gadis biasa yang dengan bodohnya bisa menaruh hati pada seorang sepertinya.

Seorang Hayashi Kento, bayangkan.

Aku sempat mengetahui alamat e-mailnya dari sahabatku. Kucoba untuk mengiriminya mail—sekali.

Tapi mail itu tak pernah dibalas. Akupun takut untuk mencoba mengiriminya mail lagi—aku takut sama seperti saat itu, tidak pernah dibalas.

Dan kemudian aku berakhir di sini, di gedung olahraga. ketika semua siswa berpersta di dalam, merayakan keberhasilan para senpai yang lulus, aku masih saja takut.
Haruskah aku bicara dengannya. Beranikah aku?

Dadaku sesak, sungguh. Aku ingin menangis, tapi tak bisa.

Sampai kulihat sosoknya mendekat, tergesa-gesa.

“Hayashi senpai? Hontou ni?”

*****
Hayashi Kento’s POV

April 2011…

Aku bodoh. Sudah selama 4 bulan aku memikirkannya. Aku selalu mancari sosoknya diantara kerumunan siswa kelas satu yang baru pulang sekolah. tapi kenapa, aku selalu gengsi untuk mendatanginya. Setiap kali dia memandangku dengan wajah sendu, membuat dadaku sesak. Selalu saja timbul keinginanku untuk mendekatinya menanyakan namanya.

Hanya nama pun tak apa.

Dan akhirnya hari ini tiba, hari kelulusan. Aku harus ke universitas di luar kota, mengikuti kedua orang tuaku. Jauh—terlalu jauh darinya.

Aku tidak bisa lagi membendung perasaanku. Akhirnya keberanian itu muncul juga. Ketika semua orang sedang ada di ruangan, berpesta merayakan kelulusan, aku keluar mencari sosoknya.

Aku ingin tau namanya.

Aku berlari mengellingi sekolah. dari kelas ke kelas, taman belakang sekolah, laboratorium, ke semua tempat.

Mataku menangkap sesuatu.
 Dia di sana. Di dalam gedung olahraga. Tak tanggung-tanggung, aku segera masuk mendekatinya. Berdiri tepat di depannya.

Dia kaget, kentara jelas dari matanya.

Aku mengerahkan semua keberanianku. Semua kegelisahanku, kegengsian, perasaanku, semuanya selama ini.
Aku membuka sisi bibirku pelan.

“Boleh aku tahu namamu?”

Wajahnya bertambah kaget. ia menunduk. Tapi sedetik kemudian wajahnya diangkat, pelan. Lengkungan bulan sabit terulas dari bibirnya.
Dia tersenyum, meskipun matanya sendu.

“Yamada Ichigo desu.”

Yamada Ichigo…

“Arigatou, Yamada…”

Dan kata-kata itulah yang mengakhiri pertemuan singkatku dengannya. Aku segera berbalik pergi, meninggalkannya.

Yamada Ichigo…

Paling tidak, aku tahu namanya. 

*****

Shichigatsu Kyu’s POV

April 2011…

Aku sudah mencarinya ke semua tempat, ke berbagai kerumunan. Dia tetap tidak ada. Yamada, kemana dia?

Kuputuskan untuk keluar, mengecek di luar. Siapa tahu dia bosan atau tidak suka keramaian.

Aku melihat orang itu, senpai Hayashi kalau tidak salah, berlari tergesa-gesa ke gedung olahraga. Kenapa memang?
Dan pertanyaan itulah yang akhirnya menuntunku mengikuti gerakan kaki-kaki jenjangnya berlari.

Nafasku tercekat.

Yamada ada di sana, berdiri di depan Hayashi senpai. Dia kaget, bisa terlihat jelas dari matanya. Aku mengamati diam-diam, tidak ingin eksistensiku mngganggu mereka. Lagi pula, aku penasaran. Ada hubungan apa antara Yamada dan Hayashi senpai?

Mereka bicara, pelan. Mungkin hanya beberapa kata. Kulihat Yamada mengumamkan sesuatu. Meskipun bibirnya tersenyum, tapi bisa kurasakan, matanya ingin menangis. Hayashi senpai pun melakukan hal yang sama, menggumamkan beberapa potong kata.

Sampai akhirnya Hayashi senpai berbalik, berlalri pergi. Kupererat persembuanyianku, tidak mau kalau ketahuan menguping. Dia akhirnya pergi, keluar dari gedung.

Mataku memandang Yamada sekarang.

Satu detik

Dua detik

Dia menangis. Air mata menetes pelan di kedua pipinya, membentuk genangan kecil. dadaku sesak. Aku benci melihatnya seperti ini.

Entah apa yang terlintas dalam benakku, aku langsung saja berlari mendatanginya dan sontak memeluknya.

“Shichigatsu senpai—?”

“daijoubu…” aku menggumamkan kata-kata itu, tak tahu kenapa. Aku tidak tahu apa yang terjadi antara Yamada dan Hayashi senpai. Tapi saat ini yang paling penting bagiku adalah Yamada. Aku ingin menenangkannya, menghentikan tangisnya.

Yamada tidak bereaksi. Dia menangis dalam pelukanku. Isakannya pelan.

“daijoubu…”

*****

“Message received”

Yamada Ichigo membuka flip handphoneya, matanya meyusuri rentetan kata pada layar. E-mail? Dari siapa?

Monday, Mei 9, 2011 18:02
From: melodyofafighting@yahoo.com
To: Yamada_ichigo@yahoo.com
Subject:


—sontak matanya melebar membaca deretan huruf yang tertulis di sana. Namun sepersekian detik kemudian, bibirnya menyungingkan senyum lepas.

Subject:

Sayonara,
Mata dokokade aeru made…

Setetes air mangaliri pipinya. Masih dengan senyum terulas, Ichigo bergumam pelan.

“Sayonara, Senpai…”

Chapter 1—end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar