Kamis, 28 April 2011

[fic/On Writting] : Ryosuke’s Birthday Project - Chapter 2


Chapter 2
New Plan

“Err…Yabu-chan—” Suara cempreng  Inoo terdengar, membuat semua mata menatapnya.

“— kayaknya gw punya ide.” 
Sontak ke8 pasang telinga milik member lain terangsang. Ide dari seorang mahasiswa Meiji seperti ini nih, yang memang sangat dibutuhkan. Mahasiswa Meiji Daigaku bayangkan! Idenya pasti fenomenal abis.

“APAAAAAAAAAA?” Tanya ketujuh manusia tampan—minus inoo—itu bergantian.

“Gimana—“

“hmm?”

“—kalo—“

“hmm??”

“—kita—“

“hmm??????”

“BISA GA LU PADA DIEM! APAAN TUH HMM HMM GITU!!” inoo naik darah, mengamuk. Kesal tentu setiap kata yang keluar dari mulutnya selalu disela dengan gumaman yang mirip pertanyaan, Hmm?

“hehehe.. gomen Inoo-chan, abis kita penasaran...” Nakajima Yuto membuka suaranya duluan, meminta maaf. Member lain hanya bisa ikut cengar-cengir. “jadi idenya apa?”

Inoo menarik nafas.

”Gimana—“

“hmm?????”

“UDAH DIBILANG DIAM IIH!!“ Inoo kembali mengamuk. Hikaru yang menjadi penyebab amukan season 2 ini hanya cengengesan geli.

“Gomen Noo, abis muka serius lu lucu banget!”

“Noo-noo.. lu kira gw Dono!”

“eh, lu kenal Dono ya Noo? Pelawak Indonesia pan?”

“Siapa tuh yang bilang Noo lagi ? Elu?! Ehh…Siapa sih lu?”

“gw authornya woi! Masa nggak kenal?”

‘Ehh?! Author kok disini?! Heh! Author mah, eksisnya di abake doangan. Di cerita sih, lu kagak bisa masuk!”

“Loh! Terserah gw donk! Gw kan yang punya cerita!”

“lu pergi ato gw keluar nih dari JUMP” Inoo mengancam author. Author langsung meluk kaki Inoo.

“Jangan dong Inoo-chan!! JUMP ga berasa kalo ga ada lu!!”

‘kalo gitu pergi noh, urusin nih cerita biar warasan dikit.”

“iya deh! Itekimas!!”

“itarashai…!”

Dan authorpun pergi entah kemana memperbaiki script cerita ini agar warasan dikit. 8 member lain yang baru saja menyaksikan dorama Inoo-author beberapa menit tadi hanya bisa celangapan.

“Jadi—“ Inoo memutar bola matanya menatap Hikaru.”bias gw lanjutin?”. Hikaru sontak mengangguk. Pikirannya sedang blank, dibutakan acting maha ajaib sahabatnya bareng author sarap creator cerita ini tadi.

“Gimana kalo…”

Hikaru-Yabu-Yuya-Keito-Daiki-Chinen-Ryutaro-Yuto deg degan. Mereka ber8 saling perpelukan. *loh?!*

“…kita tanya aja Yama-chan dia mau birthday party yang kayak gimana!”

Sontak rangkaian huruf balok raksasa pembentuk kata ‘GUBRAK” jatuh menimpa ke 8 orang tadi. Tak ayal, semuanya terlempar ke lantai*hah? bisa ya? Muncul dari mana tuh hufuf-huruf?*.

‘Inoo-chan” Ryutaro bersuara sambil berusaha bangkit dari lantai dan menduduki kursi. “kalo gitu mah, sama aja bukan kejutan kan? Pan rencana awal kita bikin pesta kejutan.”

7 orang lain—minus Ryutaro dan Inoo—mengangguk.

“iya..ya. abis, semua pada bingung mau pesta kayak gimana. Ya, gw pikir kenapa kita nggak Tanya Yama-chan aja?”

“Inoo-chan ternyata biar anak meiji, loadingnya telat juga ya…” Chinen berbisik-bisik dengan Daiki. Pemuda gembul mirip penguin itu mengiyakan. 

‘Iya. Kelihatannya aja ya pintar. Padahal masalah sepele macam gini aja nggak bisa diurus” Daiki ikut menghina menggosipi Inoo. Tanpa mereka sadari, Inoo beserta 6 koloni segrup mereka sedang mendengarkan dengan seksama. Maklum, berbisik dalam pngertian Dai-Chii adalah tidak berteriak. Jadi biarpun judulnya berbisik, Daiki dan Chinen tetap berujar dengan volume senormalnya.

“Lu pada bilang apaaaa???”

Dai-Chii sontak menghentikan sesi gossip mereka ketika mengetahui eksistensi pemilik suara barusan adalah dia yang sedang jadi bahan perbincangan. Mereka menatap Inoo takut-takut.

“E-eh C-chii, I-Inoo-c-c-chan pi-pi-pintar banget loh. Ma-mahasiswa meiji. Nggak diraguin lagi ke-lam eeh, ke tangkasannya yaa?” daiki langsung memutar bahan pembicaraan 180 drajat. Chinen—dengan puppy eyes dan pika pika kawaii facenya mengangguk antusias.

‘I-Iya loh daichan! Bener banget! Makanya idenya brilliant yaa… hahahaha” Chinen berusaha tertawa. Mentah memang. Member terpendek nomor 1 dan 3 itu masih menatap inoo cemas. Takut, sumpah!

“KALIAN—”

“AAAAH!! INOO-CHAN!! JANGAN! KAMI JANGAN DIBUNUH!! YA OLOH!! AMPUN INOO-CHAN!! AMPUUUUN!!!” belum sempat Inoo melanjutkan kalimatnya, kedua manusia itu sudah berteriak histeris. Mereka takut akan ‘diapa-apain’ oleh si cantik Inoo.

“AAAH!!”

“KYAAAAA!! INOO-CHAAAN!! AMPUUUN!!”

“udah deh! Nggak usah teriak-teriak. Lu berdua ga bakal gw apa-apain!” Inoo menyerah. Selain karena kasihan, dia juga malas memikirkan bagaimana cara menyiksa menghukum kedua juniornya itu. “Jadi gimana nih pesta Yama-chan?”

Semuanya hanya bisa mengangkat bahu.

Sementara itu di sudut salah satu café terkenal di tengah Kota Tokyo. . .

“HACHII! HACHI!! HACH..HACH..HACHIIIIII!!!” Yamada Ryosuke, yang ntah sudah yang keberapa kalinya bersin-bersin hanya bisa menggosok hidungnya lagi. Capek juga sih, bersin-bersin mulu.

“lo sakit ya?” Shida Mirai menepuk-nepuk punggung pacarnya pelan, sedikit kasihan melihat pemuda yang hanya lebih tua sehari darinya itu bersin-bersin terus.

“nggak tau nih. Perasaan nggak deh. Apa ada yang ngomongin gw kali ya?”

Mirai mengangguk pelan. “mungkin aja. Secara, lo kanYamada Ryosuke-nya Hey! Say! JUMP”
Ryosuke tersenyum kecil, lalu mengelus puncak kepala gadisnya itu lembut. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu.

“Ah, 9-10 Mei, jadi kan?”

******

Gerombolan pemuda beranggotakan 9 orang itu menyamarkan dirinya dibalik pintu berukuran  2 x 1 meter. Mata mereka terfokus pada objek yang sama. Mereka saling berbisik, membagi tugas sebenarnya.

“lha kok gw siih?!” Chinen protes, kebagian job pertama. Member lain menatapnya tajam, seolah mengintimidasi.

“pan elu yang akrab sama dia Chii. Dia pasti ga bakal curiga deh..!” Hikaru menjawab dengan lengkungan cengiran yang terulas seperti biasa. Setelah menimang-nimang hampir 5 menitan, Chinen akhirnya mengangguk. Pemuda yang akan menginjak usia 18 tahun 30 November ini melangkah pelan. Sesekali iya menoleh, mendapati rekan-rekan segrupnya menyoraki kata ‘GANBATTE!’ tanpa suara. Setelah sepersekian detik, sampailah juga Chinen di samping si obyek yang sudah menjadi bahan stalkeran 9 pemuda tampan 5 menit terakhir, Yamada Ryosuke.

“Err…Yama-chan,” Chinen membuka kedua sisi bibirnya pelan, membuat sosok berparas sempurna yang dipanggil Yama-chan tadi menoleh.

“Loh Chii? Kenapa?” Pemuda itu meninggalkan grasa-grusunya mengetik mail dan langsung memposisikan tubuhnya menghadap Chinen. Chinen menggigit bibirnya agak ragu.

“Anoo…itu—Yama-chan mau ngerayain Ultah tahun ini dimana? Atau, ama siapa gitu…” Yamada nyengir kuda, namun tiba-tiba saja wajahnya jadi memerah.

“gw… mau bareng Mirai-chan, mau ke laut…hehe” jadi itu alasannya kenapa wajah seorang Yamada Ryosuke bias tiba-tiba memerah. Pemuda itu menerawang, membayangkan 2 hari indah yang akan dilewatinya bersama pacarnya tersayang nanti.

Chinen langsung menyimpan kata-kata itu rapat didalam memori otaknya. “Ooh.. gitu. Oke dah. Sankyuu yaa…” dan tanpa menunggu balasan dari Yamada, Chinen langsung saja ngacir pergi.

“tu anak kenapa siih?” gumam pemuda itu pelan.

Sementara Yamada berbicara dengan dirinya sendiri, Chinen sudah kembali ke gerombolannya dan siap memberitakan kabar yang baru saja di terimanya tadi.

“jadi gimana? Gimana?” Yuya bertanya antusias.  Chinen menggeleng, memberikan pandangan ‘gue kecewa’nya.

“Dia mau jalan bareng Mirai. Ke laut. “
Sontak koor kecil beranggotakan 8 orang dengan satu-satunya lagu yang dinyanyikan yaitu ‘Yaaaaahh…’ berdendang.

“Eh minna!! Gw punya ide nih!” Hikaru menganggkat jari telunjuknya ke samping pelipis. Imagine sebuah bohlam kuning bersinar terang di atas kepalanya.

“Apa? Apa?” Tanya Ryutaro dan Yuto bersamaan.

“yes, What?”  Keito mengulang pertanyaan yang sama, hanya saja dengan bahasa dan aksen yang berbeda.

“nggak sebego idenya Inoo-chan kan?” Daiki bersuara malas-malasan. Tapi setelah dirasanya ada sesuatu yang menusuk punggungnya dan ketika mengetahui yang menusuknya adalah tatapan tajam Inoo, pemuda itu langsung hyper. Cengiran super duper lebar terpasang di wajah tembemnya.
”—gomen.” permintaan maaf yang mengakhiri.

“makanya dengar dulu niih…” Hikaru sepertinya tidak menangkap sama sekali tatapan Tajam Inoo ke daiki. Pemuda ginsul itu sedang focus ke rencananya mungkin. Hah? Bisa fokus juga dia ternyata. Kedelapan member lain mendekatinya, membentuk lingkaran kecil agar Hikaru bisa leluasa menceritakan idenya.

1 menit  berlalu…

“jadi gimana?” kepala Hikaru menyembul duluan dari lingkaran tadi, diikuti kepala-kepala yang lain.

“Gw nggak yakin sih, Hikk…” Yabu—as a leader—berkomentar duluan. “tapi kayaknya bakal seru juga!”
Karena sang Yabumama sudah setuju, tidak ada jawaban lain selain anggukan kepala dari member-member yang tersisa. Chinen, Yuto, Daiki, Inoo, Keito, Ryutaro, dan Yuya.

“Ok! Kalau gitu, deal minaa?”

“DEAL!” seruan membahana.

>>> jadi apa kejutan apa yang sebenarnya direncanakan JUMP untuk ultah Ryosuke?
       Apa rencana kali ini juga akan gagal seperti sebelumnya?
       Stay with me and wait for the next chapter nee??

TBC
Comments are needed!!

KARMA—Jerawat Ryutaro pindah satu ke dahi GW!!



Okk mina,, mungkin ini yang emang disebut karma. Gegara seminggu—nggak sampe seminggu juga siih—lalu gw keterlaluan ngejekin Jerawatnya si Ryuu,, sekarang, ehh malah muncul satu nih di kening gw!! OMAIGOT!
Emang nggak gede2 amat siih, dan nggak sebanyak punyanya Ryuu*gw udah bilang satu tadi kan?* ,, tapi rasanya peerrriiiiiiiihhh banget! Sumpeh deh!
Kalo tangan gw iseng noel-noel tuh jerawat,, waduuh! Serangan rasa sakit langsung mnyerang.
Jadi gimana? Solusi?
Bukan mau pamer sebelumnya, tapi gw emang jarang punya jerawat. Sekali punya, paling semingguan aja masa idupnya, abis itu langsung musnah. Jadi gw nggak pernah mau—gw nggak suka juga—make obat2 anti jerawat gitu. Untuk kasus gw sekarang ini, jerawatnya kecil aja kok, nggak gede2 amat.
Tapi yang namanya jerawat kan emang PERIH banget. Mana di kening lagi. Syukur rambut gw ada poninya, jadi bisa ketutup deh ini jerawat.
Eh, gw jadi keinget Yamachan deh. Pan, dy kalo mecahin jerawat Yuma, langsung sembuh tuh ya? Apa gw mintain dy mencetin jerawat gw aja?

Chinen*dari mana nih anak datang?*: astaga!! Jangan Dhy cintaku…. Bahaya!!
Gw: loh Chii, dari mana lu?
Chinen: kagak penting honey,, yang penting sekarang mending kamu jangan nunjukin jerawat kamu sama si ayam, ntar di pencet!
Gw: loh?! Bagus kan? Punyanya Yuma aja sembuh kok…
Chinen: Beda Dhy-chan…! Si Yuma kan sakti!!
Gw: jadi ga boleh?
Chinen: jangan! Bener deh!!
Gw: Ok deh!!
Chinen: syukurlah….
Yuya*nah, ini kenapa lagi ne orang muncul*: Chii, Ohno tuh di depan..
Chinen: eeh? Ohno~kun!!!!! Uwaaa!!

Ok, karena si Chinen udah ngacir mao negejer Ohno—dan gw nggak diijinin buat ngasih Yamachan kesempatan nge-grepe2 jerawat gw, sekarang mari kita sambung perbincangan kita tentang jerawat tadi.
Solusi! Solusi! Aah,  jadi gimana niiiih? Gw pake produk2 anti jerawat ato diemin aja kayak sebelum2nya?
Keanya didiemin aja kali ya… lebih aman plus ga repot pula.
Okk, see you next post minaaa!!
*ikutan Chii, lari ngejer Ohno*

Minggu, 24 April 2011

Ryosuke’s Birthday Project


Tittle : Ryosuke’s Birthday Project
Genre: comedy garing —ffic comedy pertama gw :D—
Cast  : HSJ
Theme: Non-Yaoi
Rating: T
Type: Chaptered
Discl : I own them!!*dikejer golok *
Summary: JUMP *minus Ryosuke* mau bikin kejutan untuk ultah ke-18nya Yama-chan. Seperti apakah project yan mereka buat itu, dan—err, berhasil atau tidakkah?
Jangan kemana-mana dan silahkan membaca::

Ryosuke’s Birthday Project

Chapter 1
 Project—FAIL!

Siang ini, matahari bersinar dengan sangat cerah. Burung-burung berkicau indah, bunga-bunga menebarkan semerbak harumnya. Hari yang tentram. Damai. Namun masa-masa yang indah itu harus segera berakhir karena kekacauan yang ditimbulkan oleh sekelompok makluk bernafas yang menempati sebuah rumah.

“Ya oloh!! Chinen!! Itu kuenya lu apain, heh!!” teriakan Nakajima Yuto menggema, sukses membuat 7 pasang mata—minus chinen Yuri, dan dia sendiri, serta Yamada Ryosuke yang entah berada dimana—menatapnya.

“emang gue apain? Pan cuma gw taburin gula aja.. biar manis...!” tanpa mengindahkan teriakan Yuto sebelumnya, Chinen dengan asyiknya *nggak pake “cihuii” gitu ya* terus menaburkan gula pada satu pan kue raksasa berhias strawberry dan krim coklat lezat di atas meja.

“TAPI ITU BUKAN GULA!! ITU GARAM, OI!!” tidak lelah, Yuto kembali berteriak. Dan akhirnya sukses menghentikan pergerakan jemari-jemari kecil chinen menaburkan gula—yang ternyata adalah garam tersebut.

“Eh? Ini garam ya? “ pemuda itu mengambil sedikit, lalu mencicipinya.” Ehh iya ding! garam!—gomen.. tapi masih enak kok, kuenya. Berasa…asin manis gitu…”

“Asinan kali, lu kata asin manis!!. Pan itu kue, chii! Cake!! Ampun deh!!” Yuto masih saja mengomel. Chinen hanya ber-hehehe ria, yang entah kenapa tidak menampakan sedikitpun rasa sesalnya.

“Udahlah..Yuto. nggak apa2. kue doangan, bisa kita beli di toko pan. Nyari kue stroberi kagak susah-susah amat kok..” Yabu Kota, sebagai member tertua datang dan menasehati Yuto. Emang dasar udah tua yang paling tua, kata-kata bijaknya itu dituruti begitu saja oleh Yuto. Chinen sendiri mengedipkan matanya pada Yabu, sebagai permohonan terima kasih atas perannya dalam pembatalan amukan Yuto.

“Nah, dari pada musingin kue lagi.. mending kita selesein tuh dekorasi di luar. Udah nyaris jadi loh, tinggal polesan akhir do—”

“Err…Yabu-chan. Ngomong2 soal dekorasi..” Inoo kei memotong omongan Yabu, membut leader tidak resmi JUMP itu menatapnya kesal karena merasa terganggu.

“Ape?”

“Coba deh lu liat ke luar..”

Yabu mengikuti suruhan inoo. Bola matanya digulir, mengikuti arah pandang Inoo.

Bumi menjadi kotak.

“ASTAJIM!!! DEKORASI GUA!!!” Yabu berteriak Histeris menyaksikan pemandangan di luar.

Daiki arioka—entah bagaimana caranya naik—sedang bergelantungan di lampion pink berbentuk strawberry di depan jendela lantai 2. Di bawah ada Takaki Yuya yang sedang kerepotan berpikir bagaimana cara menyusun kursi yang baik dan strategis agar dia bisa naik dan menolong Daiki. Hikaru Yaotome yang sifat jahilnya ternyata sedang kambuh  memukul-mukul ujung kaki daiki dengan bantal guling*dapat dari mana tuh bantal?* layaknya piñata. Lalu ada Okamoto keito yang sedang memanjat naik lewat pohon di samping dan menggunakan kabel-kabel lampu hias yang sebelumnya dipasang dengan amat sangat setengah mati oleh Yabu untuk bergelayutan ala Tarzan. Tidak lupa seruan “AUUOO…” terdengar di sela-sela tingkah heroiknya. Dan terakhir Ryutaro—menangis, meminta Hikaru berhenti mempermainkan kaki daiki.

Kacau semua.

Yabu—dengan kecepatan super horse power berlari keluar. Matanya seperti mau copot ketika mengetahui kejadian nista yang dilihatnya dari dalam itu ternyata kenyataan.

“Oii!! Yuya..cepetan dikit napa!!  Tangan gw nggak kuat niih!” Daiki terus berteriak, sembari menguatkan pengangan tangannya ke lampion strawberry tadi. Yang di panggil tidak mengubris.

“kalo gw naroh kursi ini di sini… kagak bisa. Ini terlalu gede, warnanya nggak cocok pula—”

“Dai..udah lompat aja lu” Hikaru masih dengan kejahilannya memukul-mukul kaki daiki dengan guling. Lebih parah, pemuda gingsul itu melepas sepatu Daiki dan mulai menggelitik kakinya.

“Hiiiiiiiiiy!! Hikka!! Hahahaha!! Semprul lu!! Geli tau—ehh! Hihihihihi.. HAHAHAH…Woi!!” Daiki stress. Antara mau marah, teriak, minta bantuan atau ketawa.

“Hikaru-kun…hiks! Udahan donk!! Hiks!! Kasian Dai-chan!! Hiks!!” Ryutaro. Kenapa pula dia nagis? Aah… tidak tahan dengan kejahilan tingkat professional Hikka mungkin.

“Dai-chan! Wait!! I’ll save you!! AUOO UOO!!” teriakan itu terdengar dari pohon gede di samping. Setelah percobaan “gelayutan ala Tarzan” season satu gagal, Keito kembali melakukan aksi ajaib nan aneh yang sama. Tapi sayangnya pemuda berbody ‘ashoi’ itu tidak beruntung. Kalau di percobaan pertama dia bisa balik lagi ke pohon, di percobaan ke 2 ini, ayunan kabel lampu Keito nggak mau kembali ke posisi sebelumnya. Alhasil, bergelantunganlah English boy itu tepat di samping Daiki. Nambah masalah memang.

“I’m sorry Dai-chan.. I do my best, but… seems like I fail…”

Semua kacau.

Nakajima Yuto, Chinen Yuri, Inoo Kei, dan Yabu Kota yang baru beberapa detik lalu tiba hanya bisa melongo. Terlebih Yabu. Baru semenit dia meninggalkan hasil dekorasi taman kebanggaannya ini ke dalam karena mendengar teriakan Yuto. Dan sekarang, semenit kemudian, dia harus mendapati hasil kerja kerasnya seharian itu hancur di tangan junior-juniornya yang entah kelewat aktif macam apa sampai bisa menciptakan situasi macam begini.

“Dekorasi Gw…”

“Woo! Yabu! Bagus lu dateng. Niih.. menurut lu ni kursi 3 nih.. yang mana yang harus gw taroh buat dasarnya? Ape yang ini? ato yang ini? trus kalo yang tengahnya? Ini ya? tapi kan nanti nggak matching warnanya sama yang dasa—“

“Yabu-chan! Mau ikutan gw ngegelitikin kakinya Dai? Seru looh.. rada kenyal-kenyal gitu..!”

“HAHAHAHA—ANJRIT LU HIKAA…—HAHAHA… HIHIHIHI…HAHAHA.. OI STOP!!”

“Yaabuukuuun…huweeeee!! Tolongin dong.. si Hikka kagak mau berenti jailin Dai-chaaaaan…”

“Yabu-kun!! Oh, Thanks God you come. Help me please….!!”

“Yabu…”

“Yabu!”

“HAHAHA..YABU!!”

“Yaaabuuu”

“Yabu-ku—“

“DIAM SEMUA!!!” Suara tinggi yabu menghentikan keributan barusan. Wajahnya terlipat, kesal tentu. Tapi dari pada terus-terusan meratapi dekorasi ajaibnya yang sudah hancur total, Yabu memilih menghentikan kegilaan ini segera. Dan hanya ada satu cara untuk itu. Menurunkan Daiki. —dan Keito.

“Inoo, Yuto… naik ke lantai 2, buka jendela trus tarik Dai sama Keito lewat situ” Nada seorang leader. Tanpa disuruh 2 kali, Inoo dan Yuto segera berlari masuk rumah. Dengan gaya super lebay, seolah mau menyelamatkan penduduk sebuah Negara dari ancaman ledakan nuklir, kedua pemuda yang sama2 berparas maha tampan tapi berbody nyaris triplek itu segera melaksanakan tugas.

Selesai dengan Yuto-Inoo, mata Yabu lalu beralih pada 1 eksistensi mini disampingnya.

“Lu ke sana deh…” tangan Yabu menunjuk ke arah Takaki Yuya yang masih saja terlihat amat sangat kebingungan menyusun 3 kursi berwarna kuning-biru-merah di depannya.”bantuin si Yuya gimana nyusun kursi yang bener. Lu bisa kan Chii? Pan matematika lu 98...”
Chinen memiringkan kepalanya 25 derajat mendengar suruhan Yabu barusan. Apa hubungannya coba nyusun kursi sama nilai matematika? Tapi pikiran itu segera ditampiknya mengingat sekarang adalah masa genting. Yabu sedang marah dan tidak akan suka dibantah. Cari aman, Chinen segera berlari, sesekali bersalto mendekati Yuya. Yabu sendiri ikut melangkah menuju 2 orang sisanya. Ya, Hikaru dan Ryutaro.

“Hikka udah deh! Kasian itu Daichan lu gituin.”

‘Ahhahay.. iye. Iye, bang maap. Abis lucu siih..” Puas mengerjai Daiki—ditambah penguin pemuda imut itu sudah ditarik Yuto lewat jendela *author: bisa ya Yuto narik daiki? Kagak kegendutan tuh?—dilempar katana*, Hikaru lalu mendekati Ryutaro dan menepuk-nepuk puncak kepalanya.

“udah, lu kagak usah nangis lagi Ryuu.. gituan doang..!”

‘abis lu ja’at banget siih. Gw kan ga tegaan..”
Entah kenapa ketika mendengar kata-kata Ryuu tadi, Hikaru jadi ingin muntah.

******
Butuh 30 menit aksi heroik Yabu-Yuto-Inoo-Chinen agar bisa menentramkan kembali rumah keluarga Yabu. Ya, rumah bermasalah tadi adalah kediaman keluarga Yabu yang dipinjam beberapa hari untuk mempersiapkan sebuah pesta. Pesta apa? Sudah tau lah… di judulnya aja ada kok. Yupz! Pesta ultah ke-18 Yamada Ryosuke, si member terseksi sekaligus penguasa solo line JUMP. Ke Sembilan member lain sudah merencanakan ini sekian lama. Tapi apa mau di kata, dewi Fortuna sedang tidak memihak mereka—juga Yamada. Dia yang ultah, inget?—. Rancangan pesta yang sudah disiapkan sejak kemarin itu akhirnya gagal di tangan mereka sendiri.

Oh, nasib.

Dan sekarang 9 pemuda bersuara emas itu hanya bisa terduduk lesu mengelilingi meja makan keluarga Yabu. Beberapa dengan kesibukan masing-masing. Daiki dan Keito nyaris meneguk habis satu botol aqua ukuran sedang.

>>>>> Abake::*Author numpang ngeksis*
Keito: hello?! author? Sejak kapan Indonesia ngimpor aqua ke Japan?!
Daiki: tauk nih. Lagak lu… kita2 ga minum aqua yeee. Sorry aja!
Author: Eeh.. kagak ya? masa siih—aah! Iye deh. Gomen..
Daiki: nah gitu donk! Terus?
Author: Terus apa?
Keito: Ya terus you ganti minum kita donk! Susah bener!
Author: eeh—iye. Iye. Mau minum ape tuan2?*author ganti baju maid*
Daiki: minuman sports gitu. Yang macho. Macam Dancow stroberi kek, indomilk, real good—
Author:  Bentar! Bentar! Lu bilang ape tadi? Minuman sports? Dancow stroberi? indomilk? OI! Sejak kapan itu merk2 susu jadi minuman sports? Orang tuh ya pocari sweet, my zone. Udah gitu dari Indonesia lagi. Katanya Nggak mau ngimpor. Apaan!
Keito: iih Daichan silly banget sih. Masa minum susu. I ga lepel dah. Eh author, ganti aja noh sama coca cola.
Author: nah, gini donk. Yes sir, wait for a minute ok?
Daiki: nyang cepet ye!!
Author: iya aah! Bawel!
>>>>>Abake—end.

Daiki dan Keito nyaris meneguk habis masing-masing satu kaleng coca colla*udah diganti—sesuai pesanan^^*. Yuto dan Hikaru menguliti lapisan krim bertabur garam  chocolate strawberry cake tadi. Yuya dan Chinen masih mendiskusikan masalah penyusunan Kursi, Inoo sedang berusaha menghentikan cegukan Ryutaro akibat kelamaan menangis, sedangkan Yabu hanya menidurkan kepalanya di meja. Masih stres tentu saja.

“coba kita mesan tempat di café aja. Pan jadinya ga bakal gini. Tinggal sekali ngomong, langsung beres…” Daiki mengeluarkan opininya sembari melemparkan kaleng coca cola tadi ke tempat sampah di ujung ruangan. Tapi sayang, jangankan masuk. Nyosor dekat situ aja kagak.

“iya nih! Emang siapa yang ngusul mau bikin party buatan sendiri! Nggak memperhitungkan resikonya banget!” Chinen memukul meja lalu berdiri—sok marah. Kedelapan manusia lain sontak menatapnya.

“Apa?” Tanya pemuda mini itu polos.

“Elo yang ngusul Chii. Pake maksa lagi. Katanya biar tambah special. Inget?” Kei Inoo membuka kedua sisi bibirnya malas-malasan. Pemuda itu memang masih merasa ajaib, kenapa Chinen bisa protes padahal dia yang punya ide. Tapi energinya memang lagi tidak tersedia untuk borkoar-koar. Sudah terlalu capek ngangkat Daiki yang kayak penguin gendut plus Keito yang bodynya kayak model L-men itu soalnya.
Chinen sendiri hanya bisa terpaku selama beberapa detik.

“Oh…iya ding. Lupa. Hehehe…” tawa mentah. Dalam suasana seperti ini, meskipun Chinen memasang serangan puppy eyes dan pika-pika kawaii facenya, tidak mungkin para manusia kesal itu akan langsung doki-doki tomaranai seperti biasa.

“… tapi kan bukan gw yang ngacauin dekorasinya. Gw Cuma kue doangan pan? Itu. daichan tuh.—“

“Eeh kok Gw sih? Kan gw korban tadi. Keito nih yang ngerusakin lampunya—?”

“Me? Why Me? I was tried to help you.”

“itu juga gegara Hikka keterlaluan ngegangguin Daichan! Jadinya bikin ribut-ribut kan?”

“Heh bocah! kok gw sih. Itu kan gara-gara Yuyan kelamaan nyusun Kursinya, jadi dari pada ga ada kerja, mending gw godain si dai.”

“kok gw? Gw pan lama gegara kursi yang Yuto taroh di luar tuh warnanya pada nggak matching. Jadi gw butuh waktu dong bu—“

“lha? Sekarang gw? Oi Yuyan, mana gw tau tu kursi matching pa kagak. Gw juga nggak nyangka bakal ada kejadian begini. Pan gw lagi serius bikn kue—sampe kue bikinan gw tuh, DITIMPUK GARAM SAMA CHII. “

“Nah gw lagi? Kan udah dibilangin gw kagak tau itu garam apa gula. Lagian juga, kenapa toples garam ma gula ditaroh dempetan. Kan orang bisa pada bingung…”

“nyalain toples sekarang?!”

“Siapa suruh toplessnya dempetan gi—“

“UDAAAH!! LU PADA GA BOSAN BIKIN RIBUT APA?!” kembali, suara tinggi Yabu mengheningkan suasana. Dan seperti sebelumnya, ke 8 orang yang sibuk saling menyalahkan itu terdiam.

“Dari pada ribut, mending mikirin deh gimana pestanya Yama-chan.”

“Err…Yabu-chan—” Suara cempreng  Inoo terdengar, membuat semua mata menatapnya.

“— kayaknya gw punya ide.” 

>> seperti apa idenya Inoo-chan?
Apakah pesta ultah Ryosuke akan berjalan lancar?
Jangan kemana-mana dan silahkan tunggu chapter 2 nya…
Peace! ^^
TBC

Jumat, 22 April 2011

HANA YORI DANGO—Kalo Yamada Ryosuke jadi anaknya Domyouji Tsukasa

yoo Minaa!!

Akhir2 ini gw lagi demen2nya ngayal soal HANA YORI DANGO. Tapi bukan hana yori dango jamannya Matsujun-Oguri shun. Ini versi baru, F4 Generasi muda.
Sumber kegilaan  imajinasi gw ini adalah gegara gw nggak sengaja nemu fanfic trailer HANA YORI DANGO-3 The Next Generation. Castnya ada Ryosuke, Yuto, Chii, Daichan, sama Shida Mirai. Dan tentu saja minaa, udah jelas banget kan, Ryosuke bakal menyandang nama Domyouji yang artinya memposisikan dy sebagai anaknya Tsukasa dan Tsukushi. Di situ Ryosuke digambarin ngewarisin telak sifat2 bokapnya. Yaah, yang egois, sombong, keras kepala, dan well…gw rasa peran kayak gini emang cocok banget untuk seorang Ryosuke Yamada.
Selain itu ada juga si Yuto, jadi anaknya Hanazawa Rui. Chinen jadi anaknya Nishikado Sojiro, Daichan jadi anaknya Mimasaka Akira, trus heroinenya nih,, Shida Mirai jadi anaknya Makino Tsukushi ….eh, nggak tau anaknya siapa XD.
Setelah terngiang-ngiang terus ma tuh fanvid,, gw akhirnya nemuin lj nyang punya ffic ini!! wohoo!! Langsung aja,, di sana ada fanficnya—bener. Hana yori dango 3. Dihabiskanlah hari2 gw ngebaca fanfic yang terdiri dari 20 chapter ini.

Sumpah!! Seru banget!

Ceritanya tuh,, ya memang mirip sama hana yori dango jaman dulu,, tapi kok yang ini lebih seru?—mungkin gegara yang jadi hero+heroinnya pairing paporit gw kali yaaa??

Di situ Yama emang punya sifat khas bokapnya yang nggak suka banget sama yang namanya commoners alias orang2 biasa gitu. Nah, seperti makino tsukushi—si mirai nih hadir sebagai siswi beasiswa yang dikasih Tsukushi. Tapi bedanya sama versi lama, di ffic ini siswa beasiswa bukan mirai doangan. Ada Kawashima Umika—yang udah bisa ditebak kan bakal jadian ma Chinen?—keito okamoto*woow! Ada keito-sama!! XD*trus Haruma Miura*ini anak smu? Kagak ketuaan niih—ditabok haruma*.
Nah, si Mirai ini—as usual—nggak suka sama sikap semena-menanya Yama. Cuma dia satu-satunya orang yang berani ngelawan Yama. Dan sama kea bokapnya,, si yama kok ya jadi suka ma mirai?
Tapi si Yama telat. Yuto udah duluan nembak mirai dan entah begimane bisa, si mirai nerima. Padahal,, si mirai sendiri udah mulai suka ma yama.
Nah….dari sinilah keseruannya mulai kerasa. Si mirai sama yama backstreet—semacam itu laah. Dan si Yuto nggak juga tau herannya. Tapi akhirnya, Yama nggak tega lagi harus ngeboongin Yuto, dy lalu ke paris dan ninggalin Mirai untuk Yuto. Mirai nggak bisa nerima itu dan ngejar Yama, tapi telat. Yuto akhirnya tau smua. Dy trus nyerah dan nggak mau ngusik Mirai, soalnya dy tau mirai cinta sangat sama yamada.
6 bulan kemudian Yama balik, tapi dy bawa cewek. Gilanya lagi—tuh cewek SuzukiAiri mina!! Si Mirai cemburu akut. Tapi ternyata tuh cewek mah sepupunya yama,, domyouji airi. Si mirai sama Yama balik deh.
Endingnya niih,, yang bkin gw pnasaran bgt. Si Yama diculik sama musuh bokapnya, trus tertembak. Nyokapnya sadar anaknya nggak nafas lagi, tapi berusaha nyambunyiin itu dari semua biar mereka ngga kacau. Di scene terakhir, Yamada yang dibawa lewat ambulans bareng Yuto nggak nunjukin tanda2 masih idup, dan bikin yuto memohon banget sama dia untuk jangan ninggalin mirai.

Endingnya bikin penasaran deh!!

Nah,, setelah memperoleh ending yang nggak biking w puas, gw nwnya deh lewat fb sama yang bikin cerita—namenya: Butta Tokki—trus dy jawab, katanya bakal ada season 2nya, start sekitar 2 minggu lagi. Lama emang,, tapi bakal gw tunggu ding!

Salah satu hal yang bikin cerita ini nggak kalah menarik adalah love scenenya. Yeah! Gw suka ngayalin love scene yama bareng mirai. Ada adegan ciuman mulai dari yang simple sampe yang dalem, trus macam do the weird things gitu… yaah, well.. entah kenapa seru aja…*hahaha—ero!* gw rasa itu bikin ceritanya lebih dalem*ciile—ngomong lu udah kayak pakar aja!*

Ahh… udah dulu yee, kebanyakan ngomong niih gw,, mulut udah bebusa. See you next post ^^

Ohh… kalo mau baca,, ini linknya!!

Monggo…

Senin, 18 April 2011

Hey!Say!JUMP - 愛ing‐アイシテル Lyric

Bibitto ai ga ai ga zenshin hashitte
Dakishimetai yo kimi wo
Marugoto ai wo ai wo zonbun ni douzo
Kimi dake ni ima sugu

Musuba reru unmeitte kouyuu no?
Nanka wakaru nda
(Sa!) omou mama egaite ikou~<3
(So!) mirai made AI-ing aishiteru

(Nande) fuzakete bakka
(Nande) mukuchina shaigaru~<3
(Setten) nante nakatta
Anohino bokura! (Yay!)

Itsumo kyuu ni hanashi wo futta riakushon
Odoroku kao mitakatta mitetakatta
Ima mo (kirari) omou (dasu yo)
Kuru kuru fukabu
Kotoba (mo naku) yasashi (kaze ni)
Fureru you ni te wo nigitta

Kokoro ga ai de ai de manpai ni natte
Dakishimetai yo kimi wo
Mogitate ai wo ai wo zonbun ni douzo
Kimi dake ni mukau yo

Te wo tsunagu omou itoshii yo
Zettai hanasanai
(Sa!) sodatetekou bai ni shite~<3
(So!) mirai goto AI-ing aishiteru

Souzou dake ja oitsukanai (futari no mirai)
Yosoku fukanou! Nozomu tokoro!
AI-shiterukara~

Ai de ai de ippai ni natte

Bibitto ai ga ai ga zenshin hashitte
Dakishimetai yo kimi wo
Marugoto ai wo ai wo zonbun ni douzo
Kimi dake ni ima sugu

Musuba reru unmeitte kouyuu no?
Nanka wakaru nda
(Sa!) omou mama egaite ikou~<3
(So!) mirai made AI-ing aishiteru

Kokoro ga ai de ai de manpai ni natte
Dakishimetai yo kimi wo
Mogitate ai wo ai wo zonbun ni douzo
Kimi dake ni mukau yo

Te wo tsunagu omou itoshii yo
Zettai hanasanai
(Sa!) sodatetekou bai ni shite
(So!) mirai goto AI-ing aishiteru

Sabtu, 16 April 2011

[Drabble] Sayonara senpai - chapter 1


[Drabble—mungkin?]
Title: Sayonara, Senpai… (Chapter 1)
Author: Dhy
Cast: Hayashi Kento, Yamada Ichigo, Shichigatsu Kyu
Genre: drama
Disclaimer: I hope I can own Hayashi Kento and Shichigatsu Kyu


SAYONARA, SENPAI
( chapter 1)

Yamada Ichigo’s POV

Oktober 2010…

Pertama kali aku melihatnya…Dia tersenyum. Ya, senyuman yang sangat manis—tulus. Senyuman yang entah kenapa bisa dengan begitu mudahnya menghipnotisku, mengurungku dalam kerangkeng kehidupannya, membuatku ingin masuk—atau paling tidak tahu tentangnya.
Ya, dia senpai yang lebih tua 2 tahun dariku, yang pertama kali kutemui 6 bulan lalu.

Hayashi-senpai…

Butuh hampir 2 bulan bagiku ––hanya—untuk tahu, siapa namanya. Untuk tahu dimana kelasnya—dan setelah akhirnya aku sadar, kami tidak begitu jauh. Aku selalu bisa melihatnya dengan jelas di hari sabtu. Ya, hari dimana kami menggunakan gedung olahraga bersama. Kelasku dan kelasnya.

Dia selalu duduk di belakang barisan, bersama 2 sahabatnya. Yang tampan dan yang berkacamata. Mereka tertawa lebar—selalu. Entah mendiskusikan apa. Terkadang juga kulihat mereka duduk bersama buku-buku tebal dipangkuan mereka. Tahun ke 3, kelas Ujian.

Dia pintar, prestasinya memukau, dari keluarga terpandang. Dia nyaris sempurna.

Tapi itulah mengapa aku tak pernah sekali saja mencoba berani menatapnya.

Dia terlalu sempurna.

*****
Hayashi Kento’s POV

December 2010…

Dia hanya siswi kelas satu yang kutemui secara kebetulan. Terlalu biasa, tidak ada yang begitu menarik darinya.  Aku sering mendapatinya memandangiku. Di lorong sekolah, gedung olahraga, bahkan ketika dia tanpa sengaja melewati kelasku.
Awalnya biasa saja. Maksudku, aku sudah sering dipandangi orang. Tapi dia berbeda. Caranya menatapku, matanya, gerakan tubuhnya, berbeda.
Menarik.
Cantik.

‘si kecil’, begitu aku menjulukinya setiap kali mata kami bertemu. Aku ingin tersenyum kepadanya—tapi entah kenapa, bibirku kaku bergerak. Dan kenapa juga setiap melihatku, wajahnya berubah. Datar. Seperti menyembunyikan sesuatu.

Aku tidak bisa mendekatinya, sekali lagi aku bertanya—entah kenapa. Dia…dia terlalu biasa, ‘too ordinary’ bagiku. Entah apa yang akan dikatakan teman-temanku nanti jika mereka tahu, seorang gadis biasa kelas 1 telah sukses membuatku memikirkannya.

Bodoh memang.

Aku  bahkan tidak tahu siapa namanya.

*****
Shichigatsu Kyu’s POV

Agustus 2010…

Dia berbeda sekarang.
Ya gadis itu, salah satu musuh bebuyutanku waktu SMP. Kami sering saling megejek, mengerjai, bersaing di sekolah.
Dia Yamada Ichigo, yang entah kenapa tidak seperti dia yang dulu. Yang bikin kesal, tapi juga lucu kalau dilihat.

Dia sudah sangat berbeda. Dia sudah dewasa. Pembawaanya damai, terkesan anggun meskipun sesekali masih sempat kudengar tawa lepas meluncur dari kedua sisi bibirnya. Dia tidak lagi kekanak-kanakan seperti dulu. Style-nya pun berubah, jadi lebih girlie bisa dibilang.

Aku menyukainya yang sekarang.

Meskipun terkadang kulihat dia menatap orang lain dengan wajah datar, tapi ketika mata kami bertemu, selalu, seulas senyum akan terlepas begitu saja dari sisi-sisi bibir kami. Kami memang saling mengenal, tapi sejak aku menginjak bangku SMU, kami tidak pernah bicara sekalipun. Dan ketika kini dia hadir di sekolah yang sama denganku, entah kenapa hatiku senang sekali.
Apalagi ketika tidak sengaja aku mendapatkan alamat e-mailnya dari temanku. Tak tanggung-tanggung, aku langsung mengiriminya mail. Awlanya dia tidak tahu, sampai akhirnya perlahan-lahan dia sadar, yang mengiriminya mail adalah aku yang sudah berganti status dari ‘musuh bebuyutan SMPnya’ menjadi ’Senpai bekas musuh bebuyutannya’. Yah, aku tidak keberatan dengan opini itu mengingat saat ini yang ada dipikiranku hanya dia.
Kami saling berbalas mail, dia sering mengirimiku foto juga. Tentu saja aku sangat senang ketika dia membalas mailku atau mengirimkan salah satu fotonya padaku.

Kulihat teman-temannya tidak senang melihatku mendekatinya. Yah, mungkin label ‘musuh bebuyutan SMP’ itu masih kuat melekat bagi mereka. Tapi tidak bagi Yamada. Dia melihatku sebagai teman, bahkan bisa kurasakan, dia melihatku lebih.

*****
Yamada Ichigo’s POV

April 2011…

Ujian nasional.

Kelas tahun ketiga lulus.

Aku masih terus memikirkannya. Setiap hari, satiap saat. Sampai tak terasa waktu sudah menunjukan saat ini. saat dimana dia akan melepas seragam SMUnya dan terbebas dari title siswa yang sudah melekat padanya selama 3 tahun ini.

Dia harus pergi, dia harus mengejar ‘mirai’nya.

Dan aku masih disini, masih terus berdoa, berharap. Setidaknya aku bisa melihat wajahnya sedetik lebih lama. Aku hanya berharap dan berharap, tapi tak pernah sekalipun aku berani memberanikan diriku bicara padanya. Aku takut, malu, minder. Tentu saja, aku bukan siapa-siapa. Aku hanya gadis biasa yang dengan bodohnya bisa menaruh hati pada seorang sepertinya.

Seorang Hayashi Kento, bayangkan.

Aku sempat mengetahui alamat e-mailnya dari sahabatku. Kucoba untuk mengiriminya mail—sekali.

Tapi mail itu tak pernah dibalas. Akupun takut untuk mencoba mengiriminya mail lagi—aku takut sama seperti saat itu, tidak pernah dibalas.

Dan kemudian aku berakhir di sini, di gedung olahraga. ketika semua siswa berpersta di dalam, merayakan keberhasilan para senpai yang lulus, aku masih saja takut.
Haruskah aku bicara dengannya. Beranikah aku?

Dadaku sesak, sungguh. Aku ingin menangis, tapi tak bisa.

Sampai kulihat sosoknya mendekat, tergesa-gesa.

“Hayashi senpai? Hontou ni?”

*****
Hayashi Kento’s POV

April 2011…

Aku bodoh. Sudah selama 4 bulan aku memikirkannya. Aku selalu mancari sosoknya diantara kerumunan siswa kelas satu yang baru pulang sekolah. tapi kenapa, aku selalu gengsi untuk mendatanginya. Setiap kali dia memandangku dengan wajah sendu, membuat dadaku sesak. Selalu saja timbul keinginanku untuk mendekatinya menanyakan namanya.

Hanya nama pun tak apa.

Dan akhirnya hari ini tiba, hari kelulusan. Aku harus ke universitas di luar kota, mengikuti kedua orang tuaku. Jauh—terlalu jauh darinya.

Aku tidak bisa lagi membendung perasaanku. Akhirnya keberanian itu muncul juga. Ketika semua orang sedang ada di ruangan, berpesta merayakan kelulusan, aku keluar mencari sosoknya.

Aku ingin tau namanya.

Aku berlari mengellingi sekolah. dari kelas ke kelas, taman belakang sekolah, laboratorium, ke semua tempat.

Mataku menangkap sesuatu.
 Dia di sana. Di dalam gedung olahraga. Tak tanggung-tanggung, aku segera masuk mendekatinya. Berdiri tepat di depannya.

Dia kaget, kentara jelas dari matanya.

Aku mengerahkan semua keberanianku. Semua kegelisahanku, kegengsian, perasaanku, semuanya selama ini.
Aku membuka sisi bibirku pelan.

“Boleh aku tahu namamu?”

Wajahnya bertambah kaget. ia menunduk. Tapi sedetik kemudian wajahnya diangkat, pelan. Lengkungan bulan sabit terulas dari bibirnya.
Dia tersenyum, meskipun matanya sendu.

“Yamada Ichigo desu.”

Yamada Ichigo…

“Arigatou, Yamada…”

Dan kata-kata itulah yang mengakhiri pertemuan singkatku dengannya. Aku segera berbalik pergi, meninggalkannya.

Yamada Ichigo…

Paling tidak, aku tahu namanya. 

*****

Shichigatsu Kyu’s POV

April 2011…

Aku sudah mencarinya ke semua tempat, ke berbagai kerumunan. Dia tetap tidak ada. Yamada, kemana dia?

Kuputuskan untuk keluar, mengecek di luar. Siapa tahu dia bosan atau tidak suka keramaian.

Aku melihat orang itu, senpai Hayashi kalau tidak salah, berlari tergesa-gesa ke gedung olahraga. Kenapa memang?
Dan pertanyaan itulah yang akhirnya menuntunku mengikuti gerakan kaki-kaki jenjangnya berlari.

Nafasku tercekat.

Yamada ada di sana, berdiri di depan Hayashi senpai. Dia kaget, bisa terlihat jelas dari matanya. Aku mengamati diam-diam, tidak ingin eksistensiku mngganggu mereka. Lagi pula, aku penasaran. Ada hubungan apa antara Yamada dan Hayashi senpai?

Mereka bicara, pelan. Mungkin hanya beberapa kata. Kulihat Yamada mengumamkan sesuatu. Meskipun bibirnya tersenyum, tapi bisa kurasakan, matanya ingin menangis. Hayashi senpai pun melakukan hal yang sama, menggumamkan beberapa potong kata.

Sampai akhirnya Hayashi senpai berbalik, berlalri pergi. Kupererat persembuanyianku, tidak mau kalau ketahuan menguping. Dia akhirnya pergi, keluar dari gedung.

Mataku memandang Yamada sekarang.

Satu detik

Dua detik

Dia menangis. Air mata menetes pelan di kedua pipinya, membentuk genangan kecil. dadaku sesak. Aku benci melihatnya seperti ini.

Entah apa yang terlintas dalam benakku, aku langsung saja berlari mendatanginya dan sontak memeluknya.

“Shichigatsu senpai—?”

“daijoubu…” aku menggumamkan kata-kata itu, tak tahu kenapa. Aku tidak tahu apa yang terjadi antara Yamada dan Hayashi senpai. Tapi saat ini yang paling penting bagiku adalah Yamada. Aku ingin menenangkannya, menghentikan tangisnya.

Yamada tidak bereaksi. Dia menangis dalam pelukanku. Isakannya pelan.

“daijoubu…”

*****

“Message received”

Yamada Ichigo membuka flip handphoneya, matanya meyusuri rentetan kata pada layar. E-mail? Dari siapa?

Monday, Mei 9, 2011 18:02
From: melodyofafighting@yahoo.com
To: Yamada_ichigo@yahoo.com
Subject:


—sontak matanya melebar membaca deretan huruf yang tertulis di sana. Namun sepersekian detik kemudian, bibirnya menyungingkan senyum lepas.

Subject:

Sayonara,
Mata dokokade aeru made…

Setetes air mangaliri pipinya. Masih dengan senyum terulas, Ichigo bergumam pelan.

“Sayonara, Senpai…”

Chapter 1—end

Selasa, 12 April 2011

COPAS *apaan nih judul?*


Dapet dari pesbuk... dikopy lurus2 niih...:)

Copy paste pertanyaan dibawah ini. isi dengan jawabanmu sendiri. lalu tag ke teman2mu.
jadi temanmu tau, siapa2 ajah TOP RANK IDOL kamu. dan kamu pun tau TOP RANK IDOL temen kamu.
boleh Fandom Jepang aja, boleh korea aja, selain itu juga boleh dan jgn lupa tag balik yah.. OCE ! ^^d

`10 Top Idol (Personal) :
 1. Yamada Ryosuke (Hey!Say!JUMP)

2. Nakajima Yuto (Hey!Say!JUMP)

3. Chinen Yuri (Hey!Say!JUMP)

4. Arioka Daiki (Hey!Say!JUMP)

5. Yukito Nishii (D2)

6. Okamoto Keito (Hey!Say!JUMP)

7. Takaki Yuya (Hey!Say!JUMP)

8. Inoo Kei (Hey!Say!JUMP)

9. Morimoto Ryutaro(Hey!Say!JUMP)

10. Yaotome Hikaru (Hey!Say!JUMP)

`TOP VOICE (yg ini isi berdasarkan FAKTA ya.. bukan krn dia bias kamu) :

1.      Yamada Ryosuke (Hey!Say!JUMP)

2.      Chinen Yuri (Hey!Say!JUMP)

3.      Yamashita Tomohisa (NEWS)

4.      Mao (SID)

5.      G Dragon (Big bang)

6.      Yabu Kota (Hey!Say!JUMP)

7.      Ryo Nishikido (SMAP)

8.      Yuto Nakajima (Hey!Say!JUMP)

9.      Kim Ryuwook (Suju)



`
TOP RAPPER (Yg ini menurut kamu aja):
1.      Hikaru Yaotome (Hey!Say!JUMP)
2.      Sakurai Shou (Arashi)
3.      Choi Minho (SHINEE)

`10 TOP ROMANTIC SONG:
1.      Futarigake no basho (Hey!Say!JUMP) 
2.      every heart (boa) 
3.      moonlight (Yamada Ryosuke) 
4.      Umaku Ienai (YUZU)
5.      Shinku (Hey! Say! JUMP)
6.      Dearest (Ayumi Hamazaki)
7.      Stand by Me (The Briliant Green)
8.      Romeo and Juliet (Hey! Say! JUMP)
9.      Sakura Girl (NEWS)
10.  Angel (David Archuletta)
11.  Haru-Haru (Big Bang)

`TOP Leader :

1. Yamada Ryosuke (NYC)

2. Yabu Kota (Hey!Say!JUMP)

3. Yamashita Tomohisa (NEWS)

4. Satoshi Ohno (ARASHI)

5. Kazuya Kamenashi (KAT-TUN)

6. G Dragon (Big Bang)

7. Morimoto Shintarou( Snow Prince Gasshoudan)

8. Onew (Shinee)


`TOP CUTEST IDOL:
1. Yamada Ryosuke (Hey!SayJUMP) 
2. Chinen Yuri (Hey!Say!JUMP) 
3. Yukito Nishii (D2)
4. Daiki Arioka (Hey!Say!JUMP)
5. Nakajima Yuto (Hey!Say!JUMP)
6. Sakamoto Shugo 
7. Ryutarou Morimoto (Hey!Say!JUMP) 
 8. Haruma Miura

`TOP PEOPLE U HATE MUCH around ur idol..
SNSD...UGH! 

`Your Biggest Inspirasion :
HEY SAY JUMP, NYC, SID, ARASHI, NEWS...dll. mereka selalu bisa bikin aku semangat dan berpikir optimis. ntah kenapa, setiap kali mood ku nggak bagus, lagu2 merekalah yang bisa bikin suasana hatiku berubah dan jadi lebih baik.
Arigatou, Minaa!! 
`Your Biggest Fandom : 
Semua fans JEboys 

`Your biggest Hopes about ur fandom:
Bertatap muka secara nyata dengan mereka..:)

Most Inspiration Song :
  1. Memories (Hey!Say!JUMP)
  2. Your Seed (Hey!Say!JUMP)
  3. Dreams Come True (Hey!Say!JUMP) 
  4. Yuuki 100% (NYC)
  5. Yume Tamago (NYC) 
  6. Ganbaretsugo (Hey!Say!7)
  7. Happiness (Arashi)
  8. Ultra Music Power (Hey!Say!JUMP)
  9. Chance to Change (Hey!Say!JUMP)


sebutin nama 10 temen fandom kmu yang punya arti penting buat kamu ^^
Semuanya penting banget buat aq!!