Banyak yang bilang, kalau kita berhasil membuat 1000 origami burung bangau, permohonan kita bisa terkabul. Bagiku sih itu mustahil dan menyusahkan.” Untuk apa lagi susah-susah melipat kertas sebanyak itu. Kayak nggak ada kerjaan aja..”
Tetapi, semua anggapanku itu berubah ketika aku bertemu dengannya..
Mirai berlari kecil di lorong rumah sakit. Matanya dari tadi terus mencari. Kamar no 014, tempat favoritnya ketika butuh teman curhat, ataupun sekedar berbagi kebahagiaan hari itu. Tempat dimana selalu ada seseorang yang menyambutnya dengan senyum.
“ryosuke!” teriaknya ketika menemukan ruangan itu. Ryosuke yang dari tadi terbaring di tempat tidur langsung bangun dan tersenyum kearahnya.
“kamu terlalu ribut..nanti dimarahi suster kamar sebelah loh..”ujarnya. mirai tertawa kecil lalu menyerahkan satu kantong pelastik besar origami yang dibawanya dari tadi.
“Nih..udah jadi 50 lagi. Jadi jumlahnya udah 750 kan . Hmm..kurang 250 lagi ya..”
“thanks ya.. tapi kurasa kita nggak usah lagi deh membuatnya. Nggak ada gunanya. Lagian kamu di sekolah nggak belajar ya? Buatin origami ini terus..”ryosuke memandang kantong berisi origami tadi dan mirai bergantian. Mirai memukul pundaknya. Ryosuke hanya berteriak kecil karena kesakitan di pukul mirai.
“aku udah baca ratusan berita tentang origami ini di internet dan hasilnya muasin. Lagian, dulu kamu yang paling semangat membuat origami ini. Sekarang koq jadi malas. Padahal sudah ampuh sekali kan . Liat deh, sampe sekarang kamu masih baik-baik aja tuh. Nggak pernah sakit sampe serius banget. Itu berkat origami ini kan ? Jadi kita tinggal tunggu aja, kalau udah sampe 1000 kamu pasti bakal sembuh..” mirai mengakhiri ceramah singkatnya. Ryosuke trsenyum kecil.

“terima kasih ya..”ujarnya.
Mirai dan ryosuke sudah berteman akrab sejak 2 tahun lalu. Pertemuan pertama mereka adalah di rumah sakit itu. Tempat mereka sekarang berada. Waktu itu mirai yang ke rumah sakit karena menjenguk kakeknya melihat ryosuke sendirian di kamarnya sibuk melipat kertas. Dengan berani mirai mendekatinya dan mengajaknya bicara. Setelah ngobrol sedikit, mirai jadi tahu alasan ryosuke membuat origami bangau itu. Ryosuke sakit parah. Sejak kecil jantungnya lemah. Ia tidak bisa beraktivitas seperti anak-anak lain. Dia ikut home schooling namun di rumah sakit karena dia sering di opname. Awalnya karena kasihan, Mirai membantu Ryosuke membuat origami itu. Namun karena sifat ryosuke yang baik dan hangat, keduanya jadi dekat dan berteman akrab sampai sekarang. Mirai tidak lagi membantu ryosuke karena kasihan, tapi karena rasa sayangnya pada cowok itu. Dan entah karena apa, sejak ia dan Mirai berteman akrab dan bersama-sama membuat origami itu, sakit ryosuke jarang kambuh. Dia sekarang sudah bisa menghabiskan cukup banyak waktu di rumahnya sendiri. Namun minggu ini dia harus pasrah di bawa ke rumah sakit karena kondisi tubuhnya sempat menurun. Tetapi, selain itu tidak ada hal lain yang harus di khawatirkan tentangnya.
“nih..aaa..” mirai menyuapkan sepotong kue coklat ke mulut ryosuke. Cowok itu memakannya. Mirai menatap ryosuke, seolah-olah menunggu pendapat cowok itu tentang kue buatannya. Ryosuke tersenyum kecil.
“enak!”. Mirai ikut tersenyum mendengar kata-kata ryosuke. Tiba-tiba dilihatnya sedikit krim coklat dari kue yang dimakan tadi menempel di tepi bibir ryosuke. Dengan refleks dia membersihkannya. Ryosuke yang kaget bibirnya disentuh oleh mirai hanya bisa diam. Wajahnya sontak memerah. Mirai yang juga baru sadar apa yang dilakukannya tadi cepat-cepat menarik tangannya dari bibir ryosuke. Wajahnnya ikut memerah.
“ma..maaf ya..” ujarnya terbata-bata. Jantungnya beredebar kencang.
“tidak apa-apa koq..” jawab ryosuke dengan wajah yang masih merah. Keduannya lalu kembali terdiam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.
“mmm..ada yang mau kukatakan…” seru ryosuke tiba-tiba. Mirai menatapnya. Menunggu apa yang ingin dikatakan cowok itu. Ryosuke menghela nafas sejenak, membuat mirai deg degan menunggu apa yang akan ia katakan.
“karena sekarang umurku sudah 16 tahun, aku sudah bisa menjalani operasi. Jadi, 2 minggu lagi mungkin operasinya akan dilaksanakan…” mirai terbelalak mendengar kata-kata ryosuke. Dia lalu berteriak senang dan memeluk ryosuke. Cowok itu hanya bisa pasrah tubuhnya di peluk mirai. Mirai senang sekali. Kalau ryosuke dioperasi, kemungkinannya untuk bisa sembuh jadi lebih besar. Selama ryosuke tidak pernah diijinkan untuk dioperasi karena kondisi tubuhnya kurang baik dan umurnya yang belum cukup. Namun setelah menunggu bertahun tahun, akhirnya dia jadi punya kesempatan untuk sembuh. Tetapi ada sesuatu yang mengganggu ryosuke. Sesuatu yang sangat penting. Sesuatu yang entah harus ia katakan atau rahasiakan pada mirai.
“tapi mirai…”ujarnya kemudian. Mirai langsung melepaskan tangannya dari tubuh ryosuke begitu melihat wajahnya yang serius.
“ kemungkinan berhasilnya 50 : 50 …” ryosuke tertunduk. Mirai baru saja mau berbicara ketika dilihatnya ryosuke menganggkat wajahnya. Matanya tidak sesenduh tadi. Matanya yang sekarang menunjukan keyakinan yang kuat.
“tapi ini satu-satunya kesempatan untuk sembuh kan ? aku sudah menunggu lama sampai tiba saatnya aku bisa di operasi. Dan sekarang ketika sudah ada kesempatan, aku tidak akan takut melakukannya..” lanjutnya sambil tersenyum kearah Mirai. Gadis itu meneteskan sedikit air matanya.
“ya.. kau harus berjuang!! Aku akan segera menyelesaikan 250 bangau yang tersisa dan kita bisa membuat keajaiban di hari operasimu itu. Kita ubah kemungkinan berhasilnya dari 50 : 50 menjadi 90 : 10 ! atau kalau bisa 100 : 0 ! “ serunya sambil tersenyum. Ryosuke memandangnya senang lalu ikut tersenyum.
2 april,
12 hari sebelum operasi, 800 origami sudah berhasil ku buat
Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini mirai kembali datang ke tempat ryosuke. Dan seperti hari-hari sebelumnya juga, ryosuke selalu menyambutnya dengan senyum hangat.
“ udah siap kan ? yuk.. kita tunggu teman-temanku di bawah ya..” seru mirai begitu masuk ke kamar. Ryosuke mengangguk dan berjalan keluar mengikutinya. Hari ini mirai mengajak ryosuke keluar untuk hanami bersama teman-teman akrabnya, Yurina, Momoko dan Miya. Ketiga temannya itu sangat ingin bertemu ryosuke, cowok yang sering diceritakan mirai pada mereka. Cowok yang setiap hari mirai buatkan origami burung bangau pada jam istirahat. Cowok yang juga mereka tahu mengidap penyakit serius yang harus membuatnya tinggal di rumah sakit selama berminggu-minggu. Dan juga, cowok yang –menurut mereka- sangat mirai sukai.
Sampai di luar mirai dan ryosuke segera menyiapkan tikar sebagai alas. Rumah sakit tempat ryosuke dirawat memiliki taman dengan banyak pohon sakura tumbuh di sana . Jadi cukup banyak orang yang memilih tempat itu untuk hanami atau piknik di bawah pohon sakura. Tidak terkecuali mirai dan ryosuke.
“mereka lama sekali sih..mungkin dandan dulu karena ingin bertemu denganmu..”seru mirai agak kesal. Ryosuke tertawa memandangnya. Kemudian matanya beralih ke keranjang besar yang mirai pegang.
“mirai, itu apa ?” tanyanya polos. Mirai memperhatikan arah mata ryosuke lalu melihat keranjang tadi.
“oh..ini ? ini bekal.. kan mau hanami, masa nggak bawa bekal..” jawab mirai sambil terus memandang sekeliling mencari teman-tenannya. Ryosuke lalu berpura-pura kesakitan sambil memegang perutnya. Mirai yang melihat ryosuke kesakitan sambil memegang perutnya langsung mendekati cowok itu.
“kenapa ??” tanyanya cemas.
“lapar…” jawab ryosuke lalu tersenyum. Mirai memukul pelan pundaknya.
“dasar! Bikin orang khawatir aja..aku udah ngira kamu sakit beneran loh..” seru mirai kesal. Ryosuke mengelus kepalanya..
“ maaf deh..” ujarnya. mirai lalu membuka keranjang tadi dan mengeluarkan sekotak bekal, kemudian mengambil sumpit dan membuka tutupnya.
“ nih..aaa..”ujarnya sambil menyuapkan potongan sosis ke mulut ryosuke. Cowok itu membuka mulutnya dan makan dengan lahap. Baru saja mirai mau menyuapkan ptongan sosis kedua ketika teman-temannya datang dan menyorakinya.
“wah..mesra banget…sampe suap-suapan segala..”
“ kami kayaknya mengganggu deh..kita pulang aja yuk..”
“wah mirai, udah kayak nonton drama aja sekarang…”
Wajah mirai seketika memerah mendengar ejekan yurina, momoko, dan miya. Sementara ketiga gadis itu segera menyerbu ryosuke.
“hai..pacarnya mirai..namaku Momoko..” momoko duluan memberi salam. Setelah itu yurina dan miya. Yamada tersenyum manis kearah mereka semua.
“ yamada ryosuke..” ujarnya kalem. Ketiga gadis tadi langsung terkesima melihat senyumannya dan gaya bicaranya yang lembut. Mereka buru-buru mendekati mirai dan berbisik-bisik.
“ mirai, pacarmu keren sekali…imut, Ganteng, Manis. Sumpah!” seru miya berapi-api. 2 temannya mengangguk setuju.
“orangnya baik lagi. Lembut, kalem. Nemu dimana sih? “ kali ini yurina yang berbicara. Mirai menatap teman-temannya heran.
“nemu ? emang barang ? lagian aku sama dia nggak pacaran koq…”ujarnya tegas. Ketiga temannya tidak percaya. Mereka tetap bersikukuh kalau ryosuke adalah pacar mirai. Dan mirai juga tetap tidak mau berhenti berkata bahwa ryosuke bukan pacarnya. Akhirnya yurina, momoko, dan miya berhenti menginterogasi mirai. Namun, bukan karena mereka percaya dengan kata-katanya, tetapi karena mereka punya sasaran baru yang bisa dijadikan sumber jawaban atas pertanyaan mereka. Dengan cepat mereka kembali menyerbu ryosuke. Dan mirai tidak cukup cepat untuk menghentikan mereka. Alhasil, sekarang ryosuke sudah dikerubuti 3 gadis teman akrab mirai tadi.
“kalau dibilang pacaran aku nggak keberatan koq..lagian aku juga suka sama mirai. Tapi kalian nanya dulu ke dia, dia mau nggak dibilang pacaran sama aku..takutnya mirai nggak suka lagi..” jawab ryosuke ketika ditanya ia dan mirai pacaran atau tidak. Yurina, momoko, dan miya sontak kaget. Namun mirai lebih kaget lagi. Dia tidak menyangka ryosuke akan dengan gambleng bilang suka padanya. Gadis itu mulai menduga-duga. Pasti dia Cuma bercanda..atau mau bikin heboh aja..pikirnya. sekarang ketiga temannya sedang menatapnya seolah-olah minta penjelasan lengkap atas informasi tadi. Mirai pura-pura tertawa.
“eh..udah yuk..makan aja sekarang..kalian pasti lapar kan ?” ujarnya menghentikan tatapan teman-temannya. Mereka bertiga menuruti kata-katanya karena sudah lapar juga merasa cukup puas dengan jawaban ryosuke tadi.
Beberapa jam telah mereka lalui bersama sambil bercerita dan main game. Dan sekarang tiba waktunya mengakhiri semua dan pulang. Yurina, momoko, dan miya pamit pulang duluan. Tinggal mirai dan ryosuke yang masih membersihkan tempat piknik kecil mereka tadi. Mirai memandang ryosuke gugup. Dia ingin bertanya apakah ryosuke serius ketika berkata menyukainya. Dan akhirnya, setelah terlebih dahulu mengumpulkan keberanian, mirai berani mengatakannya pada ryosuke. Ketika mendengar pertanyaan mirai, ryosuke tersenyum lembut lalu menatap wajah mirai dalam.
“aku suka sama kamu..serius! kamu mau jadi pacarku, mirai..? “ jawabnya disertai pertanyaan. Mirai menatap mata ryosuke. Jujur. Mata ryosuke saat itu terlihat jujur dan tulus. Tanpa menunggu lama-lama, mirai mengangguk.
“aku mau..aku juga suka kamu! “
9 april
5 hari sebelum operasi, 100 origami lagi yang harus kubuat..
Mirai berlari terburu-buru menuju taman depan rumah sakit. Gadis itu terlihat sangat kesal. Ada banyak hal yang harus iya tanyakan. Apa, Mengapa, dimana, bagaimana, semua kata Tanya itu siap ia keluarkan ketika ia bertemu ryosuke. Ketika berhasil menemukan ryosuke, mirai cepat-cepat mendatanginya. Ditempat itu,tempat mereka pernah hanami bareng seminggu yang lalu, ryosuke sedang duduk dan menunggunya dengan senyum. Melihat senyum ryosuke, mirai sempat kehilangan kata-kata juga lupa semua pertanyaan yang sudah disusunya saat berlari tadi. Namun seketika dia sadar dan siap menyerang pacarnya itu dengan berbagai pertanyaan.
“kenapa nggak ngasih tahu aku sih mau ke kota sebelah buat operasinya ? aku kan pacarmu..kenapa juga suster-suster itu yang tau duluan. Sekalian aja pacaran sama suster-suster itu..” seru mirai kesal. Ryosuke tertawa kecil mendengar pertanyaan mirai. Dia langsung bangun dan mengelus kepala cewek itu pelan.
“maaf ya..aku belum bisa ngasih tahu kamu, soalnya aku udah felling kamu akan bereaksi kayak gini. Terus rencananya sih, aku mau pergi diam-diam aja..takut kamu khawatir..”ujarnya lembut. Mirai menatapnya marah.
“kalau kamu pergi nggak ngomong dulu kayak gini malah bikin aku lebih khawatir kan ?” seru mirai lagi. Lebih kesal dari sebelumnya. Ryosuke tidak tersenyum lagi, tetapi menunduk.
“maaf..aku hanya tidak ingin kamu sedih kalau sampai operasi itu gagal.. aku ingin kamu melupakan aku kalau nanti aku mati. Aku tidak ingin membebani hidupmu lagi, bahkan setelah meninggal..”jawabnya pelan. Wajahnya lesu. Senyum tidak lagi terlihat di bibirnya. Air mata mirai kini mulai berjatuhan. Gadis itu memegang pipi ryosuke dan mengangkatnya sehingga ryosuke bisa dengan jelas melihat wajahnya.
“kenapa kau sampai berpikiran seperti itu ?aku menyayangimu ryosuke.. aku nggak mungkin akan melupakanmu..kamu juga, nagpain mikir mati-mati segala..kamu harus percaya, kamu bisa sehat, dan kita bisa sama-sama lagi..”ujarnya sambil tetap menangis. Ryosuke langsung memeluknya.
“maafkan aku..aku janji, aku pasti akan kembali..” jawabnya pelan. Mirai menghentikan tangisannya.
“lalu kapan kau akan berangkat?”
“2 hari lagi..”
“apa ???” teriak mirai kaget. Ryosuke refleks melepas tangannya.
“masih 100 origami lagi yang belum kubuat..aku harus pulang sekarang..kamu juga dari pada nganggur aja, mending bantuin bikin origaminya. Aku juga bakal minta yurina, momoko, sama miya bantuin. Nanti kalau mau berangkat jangan lupa telpon aku. aku mau ikut ngantar..”ujarnya lalu berlari pergi. Ryosuke hanya bisa melambaikan tangan dan memandang pacarnya itu bingung.
Mirai tidak main-main dengan perkataannya. Selama 2 hari itu dia dengan tekun membuat origami burung bangau. Dia juga menyandra ke 3 temannya di rumahnya untuk membantu dia membuat origami. Mereka juga dengan senang hati membantunya karena dengan origami, mereka bisa membantu percintaan sahabat mereka itu.
Selama 2 hari itu pula, mirai rajin sekali menelpon ryosuke. Setiap beberapa jam sekali dia menelpon cowok itu. Basa-basi Menanyakan kabarnya dan juga tujuannya nelpon untuk menanyakan sudah berapa origami yang dia buat. Dan setiap kali origami yang di buat ryosuke tidak bertambah banyak, mirai akan mengomelinya panjang lebar di telepon dan menyuruhnya untuk segera membuatnya. Ketika hal itu terjadi ryosuke hanya bisa tertawa dan bilang iya. Dia senang mendengar suara mirai yang lagi ngomel di telpon karena menurutnya sangat lucu. Tapi tentu saja dia tidak mengatakannya pada mirai. Bisa-bisa pacarnya itu ngamuk beneran.
12 april
Ryosuke harus ke kota sebelah untuk menjalani operasinya
Dan 1000 origami bangau yang sudah jadi akan menemaninya kesana..
Mirai memandangi jalanan di luar dan jam tangannya bergantian. Satu jam lagi ryosuke akan berangkat dan sampai sekarang dia belum juga sampai di bandara. Karena terlalu lelah begadang membuat origami, ia ketiduran dan sampai terlambat bangun. Gadis itu memandang ransel besar di sampingnya. Ransel itu berisi 170 origami burung bangau yang dibuatnya bersama yurina, momoko, miya. Bahkan dia juga minta bantuan ibu dan bibi tetangga untuk membuatnya. Ryosuke hanya bisa menyelesaikan 30 karena banyak yang harus dia urus untuk operasinya. Setelah cukup lama menunggu, taksi yang ditumpangi mirai akhirnya sampai di bandara. Hampir saja dia lupa membayar ongkos taksi. Syukur supir taksi itu mengingatkannya sebelum turun dari taksi. Supir itu sepertinya tahu mirai sangat terburu-buru sehingga begitu sampai, mirai langsung diingatkan pada kewajibannya membayar taksi yang ia tumpangi.
Mirai cepat-cepat berlari masuk ke dalam bandara. Di ruang tunggu, ryosuke dari tadi hanya mondar-mandir menanti mirai dengan cemas. Raut wajahnya langsung berubah senang ketika ia melihat mirai berlari kencang ke arahnya.
“koq lama banget? Aku udah mau berangkat…” sambutnya ketika mirai sudah berdiri di depannya. Gadis itu tertawa cengengesan.
“maaf..tadi aku ketiduran. Nih..” jawab gadis itu sambil memberikan ransel berisi origami tadi. Ryosuke mengambil ransel itu dan memakainya. Dia lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah gelang indah dengan manik-manik berbentuk burung bangau yang brgantungan di sepanjang sisinya. Manik-manik itu sangat banyak, sampai-sampai hanya terlihat seperti ribuan helai benang. Ryosuke memakaikan gelang itu di pergelangan tangan kanan mirai. Mirai sangat terkesima melihat gelang itu.
“aku menemukan gelang itu kemarin di toko dekat rumah sakit..aku nggak yakin sih, tapi kata penjualnya, manik-manik berbentuk bangau itu jumlahnya ada 1000. jadi udah berasa kayak origami 1000 bangau deh..” kata ryosuke lembut. Mirai menangis melihat gelang itu. Ryosuke menghapus air mata yang mengalir di pipinya kemudian…tiba-tiba saja menciumnya. Mirai yang tidak menyangka akan di cium hanya membeku di tempat. Ryosuke lelu memeluknya.
“sampai jumpa mirai”ujarnya.
“hati-hati ya..dan ingat, harus pulang! Janji kan ? “ balas mirai yang masih terus menangis. Ryosuke mengangguk, lalu berjalan pergi karena pesawat yangdi tumpanginya akan segera berangkat. Mirai hanya menatap ryosuke cemas. Dalam hatinya, dia terus mendoakan ryosuke agar tiba dengan selamat dan operasi yang akan dijalaninya sukses.
14 mei
Ryosuke, bagaimana kabarmu?
Mirai keluar dari ruang informasi dengan wajah lesu. Sekali lagi, kedatangannya ke rumah sakit itu sia-sia. Sudah satu bulan berlalu sejak ryosuke pergi untuk menjalani operasi. Tapi sampai sekarang dia tidak memperoleh satu pun kabar tentang cowok itu. Menurut gossip yang beredar di kalngan suster-suster rumah sakit, operasi ryosuke gagal dan ia meninggal. Namun, mirai tidak ingin mempercayai hal itu. Dia percaya pada ryosuke yang sudah berjanji akan kembali untuknya. Dia percaya pada 1000 origami burung bangau yang dibuatnya untuk ryosuke. Dan dia percaya, usahanya membuat 1000 origami itu tidak sia-sia.
Mirai berjalan dengan malas dari kamarnya. Dia sedang mencari informasi tentang ryosuke di internet. Meskipun pencariannya selalu tidak berhasil, dia tdak pernah menyerah. Rasa percayanya membuat dia tidak pernah ingin berhenti mencari tahu. Dan sekarang aktivitasnya itu harus di ganggu oleh suara bell rumah yang terus berbunyi dari tadi. Ibunya ada di dapur sehingg tidak bisa mendengar bunyi bell. Terpaksa mirai yang harus ke depan dan membuka pintu untuk tamu yang dari tadi tidak sabaran itu. Dengan kesal mirai membuka pintu. Begitu terkejutnya gadis itu melihat siapa yang sekarang berdiri di depanya.
“ RYOSUKE ?! “
*-*-*-*-*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar