Sabtu, 30 Oktober 2010

Tomodachi

Dhy menatap layar handphonenya nanar, membaca sejumlah tulisan yang terpampang di sana.

“jadi, sekarang ya?”

______________________________________

“ehh?? Di jawa? Ga jadi di smanzha?” sebuah suara yang lebih tepatnya disebut teriakan menggema di ruang kelas IX A. sukses membuat penghuni kelas lain menoleh. 4 orang anak yang duduk membentuk lingkaran dengan 4 kursi, telak jadi sumber perhatian. Namun, beberapa detik kemuadian, semua kembali sibuk dengan urusan masing-masing, seolah sebelumnya tidak terjadi apa-apa. Mereka tahu benar, berteriak merupakan kebiasaan tetap member terpendek grup yang menamai diri mereka Hey Say GALz karena sama-sama lahir di tahun heisei dan sama-sama mengidolakan boy band Hey! Say! JUMP itu.

“Dhy..ribut !” suara lain ikut terdengar. Namun dengan volume yang lebih kecil dari sebelumnya. Cha, sang leader menegur salah satu anggotanya pelan karena berhasil membuat mereka berempat jadi artis kelas selama dua detik. Anak yang dipanggil Dhy tadi hanya nyengir kuda. cengiran khasnya yang sering digunakan sebagai penangkal kalau sudah berbuat salah.

“gomen..he..he..”

“emang mau pindah ya Nii?” Tanya A-chan alias Lhy tiba-tiba. Member terwaras dalam Grup yang kadang-kadang bertanya kenapa ia bisa di panggil a-chan bukan Lhy-chan padahal nama aslinya Lhya dan selalu saja mendapat jawaban ’a-chan lebih imut’ serempak dari ketiga temannya.

“kayaknya sih…” jawab Nii, member yang mengklaim dirinya paling sexy dalam grup meskipun keaduhaian tubuhnya masih kalah dari Cha karena dalam waktu yang sama, Cha bisa menghabiskan dua kali makanan yang Nii makan. Nii yang punya obsesi terhadap makanan, memerlukan waktu 5 menit untuk dapat menghabiskan semangkuk mie ayam. Sementara Cha? Jangan Tanya. Semangkuk mie ayam dalam waktu 2,5 menit akan musnah tak bersisa kalau napsu makannya lagi kencang. Dan saat itu, dua temannya yang lain, A-chan dan Dhy hanya akan menatap takjub plus memberi tepukan tangan meriah untuk dua jagoan makan itu.

“terus, kapan berangkat?”

“ga tau sih…”

_________________________________________

“Dhy, bawa bekal apaan?” Tanya Nii, yang specialist urusan makanan, ketika ia, Lhy, dan Dhy sedang bercanda ria dalam angkot yang akan membawa mereka ke sebuah kolam berenang umum.

“Roti doangan..malas bawa yang berat-berat. Terus A-chan sama Nii-chan?” jawab Dhy sekaligus balik bertannya.

“gue nasi goreng buatan sendiri. Ha..ha..ha…”seru Nii bangga. Mata Dhy sekarang mengarah ke A-chan.

“A-chan juga bawa Nasi?”. A-chan mengangguk.

“yah..berarti Cuma gue yang bekalnya beda…”nada suara Dhy mulai menurun. Tapi kemuadian ia tertawa lagi.

“gue kan bukan kebo….”

“ehh..emang kebo makan nasi? Lagian pasti gara-gara lo jarang makan nasi tuh, bodi lo pendek gitu” Nii menyerang balik setelah kata ’kebo’ dari Dhy tadi sedikit menyinggungnya.

“ehh..gue pendek ngikutin perkembangan tinggi Yama-chan biar tinggi gue ga lebih dari dia..”

“hmm! Pasangan pendek..”

“yaah..tapi..”

“udah! udah sampe nih! Turun buruan…” suara A-chan berhasil menghentikan pertempuran kecil dalam angkot tak berdosa itu. terlihat beberapa penumpang menggenggam tangan mereka kuat-kuat karena takut kalau-kalau kedua bocah yang berperang tadi mengeluarkan pistol atau bahkan granat dari dalam tasnya dan saling melempari sehingga akan banyak menimbulkan korban jiwa(?).

“sekarang tinggal nunggu Cha!”

______________________________________

“Nii-chan..ini masih tahun 2010 ya? Atau udah 3010? Gue udah lumutan nih… Cha lama banget!!!” seperti biasa, miss cerewet HeySayGALZ bercicicuit kepada teman-temannya. Kesal, menunggu Cha yang belum datang juga.

“lo masih mending Dhy..biar lumutan, kaki lo masih genap. Gue? Kaki kiri gue udah lari ke Tofa, kaki kanan ke sikumana…” jawab Nii asal lantaran kesal juga menunggu Cha yang leletnya minta ampun. Terdengar tawa A-chan dan Dhy keras sebagai balasan celotehan temannya tadi.

“tapi suer, kali ini Cha lama banget! udah 2 jam kita nunggu…” A-chan si tenang mendayung ikut angkat bicara karena jenuh juga menunggu ketua kelompok mereka yang memang menyandang predikat miss telat itu.

“eh..itu mobilnya bukan?” seru Nii tiba-tiba melihat sebuah sedan silfer mewah melaju ke arah mereka. Dan benar, sosok yang langsung keluar ketika mobil berhenti adalah Cha.

“sorry…he..he..” Cha langsung minta maaf melihat ketiga temannya yang kompak memasang wajah kesal mereka untuk menakut-nakutinya. Namun, paduan wajah itu sukses dirusak oleh Dhy yang tidak tahan tertawa melihat leader mereka bolak-balik minta maaf. Dengan segera dia mendapat jitakan kecil dari kedua temannya yang lain.

“kita masuk?”

Tiga eksistensi yang sudah berjemur panas hampir dua jam tadi mengangguk.

_____________________________________

“itu Danny pedrosa ya?” A-chan mengejap-ngejapkan matanya. Seolah ingin membangunkan dirinya kalau mungkin saat ini dia sedang bermimpi. Tiga orang yang lain menatap ke arah yang sama, mencermati makluk yang dipanggil Danny Pedrosa tadi.

“Mirip banget tu bule sama Pedrosa..” Dhy memberi komentar. ketiga temannya serempak mengangguk.

“ganteng lagi..” Nii ikutan kasih comment. Lagi-lagi terlihat anggukan serempak dari teman-temannya.

“gimana kalau kita foto?” Cha, leader sekaligus pemberi ide yang biasanya memberikan gagasan-gagasan top soal hang out bareng plus tempat yang cocok menunjukan keeksistensinya dalam ide cemerlang barusan.

“setuju!” terdengar paduan suara kompak 3 orang dengan suara-suara khas teenage dalamnya.

“terus gimana kita bisa ngambil fotonya?” A-chan penasaran. Cha mengisyaratkan ketiga temannya untuk mendekat.

“gini nih..”

___________________________________

“ok Nii! Senyum..” bak seorang fotografer ternama, Cha mengambil gambar Nii dari berbagai sudut. Setelah beberapa jepretan, mereka akhirnya berhenti, lalu mendekatai A-chan dan Dhy yang dari tadi menanti dengan penuh harap sesuatu yang mereka rencanakan. Sukses, atau tidak.

“gimana? Dapet?” A-chan buru-buru menyerang Cha dengan pertanyaan ketika gadis itu sudah mengambil tempat di sampingnya.

“beres! Nih..” jawab Cha sambil menyodorkan kamera ke arah tiga temannya. Sontak 6 mata yang memandang ke layar kamera itu membesar.

“keren!!!”

“hebat lo Cha! Gara-gara ide lo buat motret Nii sebagai umpan, kita bisa dapet fotonya dia.. bukan Danny pedrosa sih..Cuma, kan mirip. Serasa punya foto artis beneran kita…” celoteh A-chan panjang lebar sambil memencet-mencet beberapa tombol pada kamera tadi. Cha tertawa bangga.

“siapa dulu donk!! Cha, gitu…”

“ini hari terbaik dalem sejarah kita Hang out bareng..” sambung Nii juga.

______________________________________

Ada saat kita harus bertemu…
Dan
Ada saatnya juga kita harus berpisah…

_____________________________________


“asyik ya bisa telponan bareng kayak gini lagi..udah lama ga ngomong sama kalian..” Dhy menggoyang-goyangkan kakinya memainkan air kolam sembari tangannya memegang Handphone. Sudah lama dia tidak ngobrol dengan teman-teman seganknya karena terpisah oleh liburan panjang sekolah.

“hmm..gue kangen kalian…” Nii ikutan bersuara. Cha hanya tertawa kecil.

“tapi, A-chan koq ga ikutan?” ujar Dhy lagi karena acara nelpon bareng untuk memanfaatkan kemudahan yang diberikan sebuah operator yang memungkinkan kita berteleponan ria dengan banyak orang tersebut tidak di ikuti sahabatnya, A-chan kali ini.

“waktu gue nelpon, di reject sama dia..mungkin dia lagi tidur, jadi nggak mau diganggu…”

“hmm..dasar A-chan! Tidur juga kayak kebo sih..” seru Nii lagi. 2 temannya sontak tertawa.

“oh ya..kita jalan bareng yuk.. soalnya minggu depan gue udah harus ke malang nih…”
Ujar Cha menghentikan tawa Dhy juga celoteh Nii tadi. Kediaman menyeruak sesaat dalam suasana itu.

“bener ya..Cha harus ke malang. OK deh..! hari terakhir bareng lo, abis-abisan..” Dhy memecah keheningan sesaat hubungan telepon itu dengan suara bersemangatnya.

“YOSH! Kalo gitu besok ya kita jalannya…” sambung Cha.

“ok !!”

“tapi Guys, gue ga bisa..” terdengar suara pelan Nii setelah beberapa saat tadi bungkam.

“kenapa?” paduan suara kompak Cha dan Dhy langsung terdengar.

“Gue di jawa sekarang..”

‘Ehhh???!!!”

___________________________________


“kemarin ya dia berangkat?” pertanyaan A-chan sontak membuat dua makluk bernafas yang duduk di depannya dengan baju masih basah karena baru habis berenang mengangguk.

“kok ga ngabarin kita dulu sih…”

“ katanya nggak mau ngeganggu kita, soalnya dia berangkat jam 4 gitu…” jelas Cha sambil memasukan potongan roti ke dalam mulutnya.

“tapi nggak harus kayak gitu kan..paling enggak ngomong kek…” seru Dhy tiba-tiba. Kesal, karena salah satu teman terbaiknya itu pergi tanpa pamit pada mereka semua. Padahal, meskipun sulit, dia bisa kok bangun jam 4 pagi untuk mengucapakan salam perpisahaan atau sekedar mendoakan sahabatnya yang sudah pergi itu.

“Nii pasti ga mau kita sedih dia pergi… makanya dia ga bilang-bilang. Biar kita nggak terlalu kepikiran..” A-chan berusaha menenangkan member kecil yang jarang-jarang emosinya bisa menyeruak seperti itu. meskipun dia sendiri, sangat tidak setuju dengan keputusan yang Nii buat.

“nah, udah kayak gini, malah kita jadi lebih sedih kan…”

“Dhy. Balik ke kolam. Berenang lagi. Lo kayaknya udah mau mendidih tuh. Dinginin dulu kepala lo. Yuk.” Cha menarik tangan Dhy ke depan kolam berenang lalu menolaknya hingga jatuh. Dhy hanya bisa berwajah manyun di dalam kolam sembari melihat kedua temannya tertawa cekikikan. Untuk sesaat, metode yang Cha gunakan berhasil membuat Dhy berhenti mengeluh.

_________________________________________

Guys, gue udah mau berangkat nih.
Besok, jam 6 gue cek in. gue yakin lo pada ga bisa nganter.
A-chan mungkin sih. Tapi, Dhy, gue ragu deh… hehehe..
Mungkin Dhy bakal ngebaca sms ini jam 9 besok. Xixixi..
Doain gue ya. Biar bisa sampe di sana dengan selamat.
Dan, terima kasih buat semuanya selama ini.
Kehadiran kalian semua sangat berarti buat gue.
Selamanya, kalian tetap My Best Friends.
Arigato, Guys.
Cha
_________________________________________

Selamat jalan sahabat. Semoga sampai disana dengan selamat!
Gue doain lo bisa sukses di sana.
terus dapet cowok yang lebih keren dari Chinen juga. He..he..
thanks udah ngabarin gue. Gue sedih deh, lo harus pergi juga.
Sekarang tinggal gue sama A-chan disini.
Thanks ya Cha.. udah jadi teman terbaik gue..
Zutto, u are my best Friend
Arigato! Best friend…
From ur friend, Dhy

_____________________________________

Dhy memencet-mencet key pad hanphonenya, mengetik kata ‘a-chan, gue pengen nangis nih..’ lalu mengirimnya kepada satu-satunya sahabatnya masih bersamanya di kupang itu.

‘gue malah udah nangis dari tadi Dhy…” segera a-chan menjawab sms itu. Wajah keduannya diliputi duka dan air mata. Bedanya, Dhy baru nangis sekarang, sementara a-chan udah dari jam 6 pagi tadi. Prediksi Cha bahwa Dhy akan baru akan membaca pesan darinya jam 9 pagi itu benar.

‘gue bakal kangen berat nih sama Cha dan Nii..’

______________________________________

“Nih, A-chan..lempar kesana…” Dhy menyerahkan sebuah botol kaca bekas kepada A-chan sambil mengarahkan botol itu ke tengah lautan.

“gue?” Tanya A-chan sedikit tidak yakin Dhy memberikan botol berisi beberapa lembar surat itu untuk dilemparnya.

“iyaaa…udah cepetan!” jawab Dhy tidak sabar menanti botol itu berpindah posisi ke tengah lautan. A-chan mengikuti perintah temannya, segera membuang botol itu, jauh…

“A-chan, koq Cuma sampe situ…nanti bisa balik lagi botolnya!!!” pekik Dhy melihat botol yang tadi terlempar hanya berjarak beberapa meter dari bibir pantai.

“tenang aja..nanti pasti kebawa arus koq…”
Dhy hanya memajukan bibirnya beberapa centi kemudian tersenyum kecil sembari mengatupkan kedua tangannya, berdoa.

“mudah-mudahan botol itu bisa sampe ke Cha atau Nii… Mm..kalau ga sampe ke mereka, biar ditemuin sama anak-anak HSJ deh..he..he..”
A-chan ikut tertawa mendengar doa sahabatnya tadi.

“ngayal!”
_________________________________________

Terima kasih kepada Tuhan,
kerena dengan tangannya, kita bisa disatukan dalam ikatan persahabatan.
Tidak terasa 6 bulan lebih telah kita lewati bersama.
Diawali dengan hubungan sebagai teman sekelas biasa, Kita berhasil membinanya menjadi persahabatan yang indah.
Hari-hari kadang kita lalui dengan kesedihan, kekesalan, benci, juga iri hati.
Namun, siapa yang tahu, dibalik semua kepahitan itu,kita bisa menemukan kebahagiaan yang sebenarannya.
Kebahagiaan yang tidak sama dengan kebahagiaan lain.
Kebahagiaan yang hanya milik kita sendiri.
Dalam melalui saat-saat bahagia itu, kita sering dilibatakan dengan adanya perbedaan.
Dan bukan hanya sedikit. Perbedaan tersebut kadang membuat orang lain bertannya heran,
Mengapa kita bisa bersahabat?
Tetapi bagi kita, perbedaan justru adalah bumbu manis dalam sejarah persahabatan ini.
Perbedaan tidak membuat kita jauh.
Perbedaan justru membuat kita semakin dekat.
Dan kita juga berharap,
Kebersamaan ini bukan hanya untuk 6 bulan saja.
Tetapi untuk seterusnya, dan seterusnya.
Karena, meskipun terpisah,
Selamanya kita adalah ‘sahabat’.

Hey! Say! GALz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar