Title: First Love
Pairing: Yamada Ryosuke, Shida Mirai, Nishiuchi Mariya, Kamiki Ryunosuke
Pairing: Yamada Ryosuke, Shida Mirai, Nishiuchi Mariya, Kamiki Ryunosuke
Genre : Drama
Discl. : YamaShi milik Tuhan dan Ortunya. Ceritanya milik saya!
Warning: saya kurang suka endingnya…
Discl. : YamaShi milik Tuhan dan Ortunya. Ceritanya milik saya!
Warning: saya kurang suka endingnya…
First love
July, 2012
Shida Mirai memasuki ruangan itu perlahan. Hari ini, hari pertamanya mengikuti kelas di universitas Tokyo . Universitas yang sudah lama ada dalam mimpinya. Dan saat ini, ia resmi menjadi siswa di sana .
Langkahnya terhenti ketika melihat sudah ada seseorang di dalam. Berdiri membelakanginya.
“anoo..ohayo gozaimas…” serunya melihat pemuda bertubuh tinggi atletis tadi. Pria itu lalu berbalik.
“ohayo………..Mirai-chan?”
____________________________________
July, 2007
“Yamada Ryosuke desu..” sebuah suara terdengar dari dalam kelas 2-D SMP Seika yang tenang. Si pemilik suara, Yamada Ryosuke menatap sekelompok anak sebayanya sambil tersenyum. Beberapa anak ikut-ikutan senyum melihatnya.
“Yamada-kun, kau duduk di sebelah Shida-san ya…” seru wali kelas yang dari tadi berdiri di samping Yamada. Anak itu mengangguk lalu berjalan menuju bangku yang ditunjuk.
“Yamada Ryosuke desu..” ulangnya kepada taman sebangkunya yang baru. Mirai tersenyum ke arahnya.
“Shida Mirai…”
______________________________________
“sudah 4 tahun lebih ya.... “ Yamada mengambil hamburger dari piring lalu mulai menggigitnya. Mirai sendiri hanya mengangguk lalu meneguk coklat hangat yang tadi dipesannya.
“bagaimana SMU? Kamu jadi masuk Horikoshi?”
Mirai kembali mengangguk.
“lalu kamu? Apa amerika menyenangkan?”tanyanya kemudian. Yamada tersenyum kecil.
“harus aku akui..aku benar-benar merindukan Jepang…”
_______________________________________________
“shida-san…ini untukmu. mohon diterima…” kepala yamada tertunduk sementara kedua tangannya menyodorkan sesuatu kepada Mirai. Gadis itu menatap kotak berwarna biru di tangan Yamada heran
“Yamada-kun..? ini…”
“e..kalau tidak suka, di buang saja..aku permisi….” Seru Yamada kembali lalu cepat-cepat berlari pergi. Yang ditinggalkan hanya memandangi Yamada dan kotak yang kini berpindah ke tangannya itu bergantian , kemudian membukanya.
“Ehh???” teriaknya sembari mengeluarkan sebuah gelang dari dalam kotak. Di dalam juga ada secarik kertas. Tanpa menunggu lama-lama, Mirai segera membacanya.
Maaf kalau gelang ini murahan..
Tapi aku harap kamu menyukainya..
Ps. Aku mimpi kamu mengenakan gelang ini besok
____________________________________________
“kamu dapet ini dari Yamada-kun…woah!! Kayaknya dia suka kamu tuh…” goda suzuka heboh mendengar cerita Mirai. Mirai sendiri hanya tertawa kecil.
“Tapi, dia udah nembak kamu?”
Mirai menggeleng.
_____________________________________________
“Mirai-chan…ehm..maaf ya…”
“ehh? Kenapa..?”
“karena aku pergi begitu saja…”
__________________________________________
“suki desu!”
Mirai menatap pemuda di depannya kaget.
“su..ki..???” tanyanya mengulang perkataan pemuda tadi.
“Hai! Suki desu..”
“Yamada suka aku?”
Pemuda tadi, yang tidak lain adalah Yamada Ryosuke mengangguk.
“aku…?”
“maaf aku mengatakan ini tiba-tiba. Tapi kamu bisa jawab lain kali kok..mm..aku permisi dulu..” seperti sebelumnya, Yamada pergi meninggalkan Mirai yang sekali lagi hanya bisa menatapnya heran.
“Yamada-kun!”
_________________________________________
“AMERIKA?? Tapi ayah, aku baru satu semester di sini.. kenapa langsung pergi begitu saja…” sergah Yamada cepat ketika ayahnya selesai berbicara.
“maaf Ryosuke.. tapi ayah benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Tiba-tiba saja ayah dapat kabar bahwa ayah pindah tugas ke Amerika.”
“lalu kapan kita berangkat?”
“besok.”
“HAH???!!!”
_________________________________________
Yamada-kun tidak datang…
“maaf anak-anak..ibu baru dapat berita dari kepala sekolah. Katanya, teman kalian, Yamada Ryosuke pindah ke Amerika. Dia berangkat hari ini jadi tidak sempat mengucapkan perpisahan pada kalian semua..”
“EHHH???!!”
Sontak suara ribut-ribut terdengar di ruangan. Banyak anak yang kaget, tidak menyangka, bahkan beberapa sampai menagis. Meskipun baru bergabung dalam keluarga besar kelas itu selama 6 bulan, Yamada telah meninggalkan kesan mendalam pada teman-temannya karena keramahan dan kebiasaan suka tersenyumnya. Tidak lupa wajahnya yang tampan, memberikan arti sendiri dalam hati gadis-gadis. Tidak terkecuali Mirai. Gadis itu, satu-satunya gadis yang telah secara langsung memiliki Yamada dalam genggamannya. Namun, sepertinya dewa cinta tidak menyukai mereka, sehingga hubungan yang bahkan belum sempat dimulai itu harus berakhir.
_______________________________________
“kamu bicara apa sih..peristiwa itu sudah lama berlalu..aku tidak pernah marah kok..” Mirai kembali meneguk coklat panasnya, sementara Yamada yang sudah menghabiskan hamburgernya dari tadi tetap menatapnya dengan tatapan minta maaf.
“kamu sudah lupa?”
“lupa ..apa?”
________________________________________
Untuk Shida Mirai
Maaf kalau ini terlalu tiba-tiba. Mungkin kau juga sudah mengetahuinya.
Aku harus pergi, dan kau pasti tahu kemana.
Maaf aku harus meninggalkanmu..tanpa sebelumnya tahu jawaban darimu.
Aku menyayangimu Mirai..tapi aku tak bisa berbuat banyak.
Kepindahan ini terlalu cepat, aku bahkan baru tahu kemarin..
Sekali lagi maaf.. aku tidak memberikan kesempatan bagimu untuk bicara..
Tapi …
Aku menyayangimu, dan aku akan menunggu jawabanmu..
Terima kasih atas 6 bulan ini…semuanya sangat berarti buatku…
sayonara…
Yamada Ryosuke.
_________________________________________
“aku masih menunggu Mirai..”
Mirai terdiam. Matanya memandang Yamada ragu-ragu.
“kamu masih mengingat semua?” tanyanya seraya meletakan coklat hangat di tangannya tadi ke atas meja. Yamada mengangguk.
“sulit melupakanmu…”
“tapi aku..”
“aku mengerti. Kau pasti sudah punya orang lain di hatimu. tapi, aku selalu menunggu jawabanmu…kita berpisah tanpa memulai apa-apa kan ? Kau bahkan belum bilang kau menyukaiku atau tidak…” Yamada tersenyum ramah. Senyuman yang selalu ia lihat di wajah Yamada 4 tahun lalu. Senyuman yang selalu hadir dalam mimpinya di saat itu. Tapi.. itu 4 tahun yang lalu…
“aku menyukaimu Yamada. Tapi maaf…tidak lagi saat ini…”jawab Mirai tegas.
Yamada mengangguk. Sekali lagi, ia memberikan senyuman terbaiknya.
“aku mengerti…terima kasih Mirai…”
Kali ini Mirai yang tersenyum.
“Mirai-chan…!!” teriak seorang pemuda dari belakang. Mirai dan Yamada menoleh ke sumber suara itu.
“Ryunosuke?”
“he..he..maaf baru datang..abis aku nyasar. Jalan ke kampusmu lumayan susah dinget…” pemuda itu berhenti bicara, lalu menatap Yamada.
“ahh..hai, Yamada Ryosuke desu. Aku teman Mirai waktu SMP..” ujar Yamada cepat-cepat sebelum di serang pertanyaan oleh Ryunosuke yang menurutnya adalah pacar Mirai. Ryunosuke tersenyum ramah ke arahnya.
“Kamiki Ryunosuke desu…aku pacarnya Mirai.” Dan dugaanya tepat!
“ehm..Yamada, aku permisi dulu ya.. aku mau mencari bahan tugas tadi di perpustakaan. Tidak apa-apa kan kalau ku tinggal ?” ujar Mirai menghentikan pembicaraan kedua orang tadi. Yamada mengangguk, lalu membiarkan Mirai dan Ryunosuke pergi. Setelah mereka jauh, seseorang buru-buru berlari mendekatinya.
“itu tadi Shida Mirai kan ? Kok pergi sama cowok? Itu cowoknya?” Tanya gadis yang berlari tadi lengkap setelah mengambil tempat yang diduduki Mirai tadi. Yamada mengangguk.
“haah..,kau ditolak dong…berarti, aku masih punya kesempatan..!!” serunya lagi senang. Yamada hanya menatap gadis didepannya itu lembut. Nishiuchi Mariya. Temanya sesama orang Jepang di amerika. Gadis yang sudah menyukainya sejak sama-sama masuk sebagai siswa salah satu SMU swasta amerika itu rela menyusulnya ke jepang demi cintanya, meskipun Yamada sendiri punya orang lain yang ingin ia temui.
“sepertinya..” balas Yamada, membuka kesempatan bagi Mariya untuk masuk ke dalam hatinya. Semangat pantang menyerahnya akhirnya bisa meluluhkan hati pemuda itu.
“serius?? Uwwaa…” teriak Mariya heboh lalu refleks memeluk Yamada. Yamada sendiri hanya bisa pasrah, membiarkan tubuhnya di peluk gadis tadi. Dan harus ia akui, pelukan kali ini terasa menyenangkan.
“tapi, Shida Mirai… kau masih menyukainya? dia cinta pertamamu kan ?”
“ aku sangat berterima kasih padanya. Dia benar-benar mengajariku bagaimana rasanya mencintai seseorang… tapi kurasa, cinta pertama bukan alasan bagiku untuk bersamanya.. ”
_________________________________________
“Mirai-chan..dia cinta pertamamu kan ? Kenapa? Kata orang sulit loh melupakan cinta pertama..” ryunosuke memandang Mirai dalam. Gadis itu tersenyum.
“aku rasa, aku harus berterima kasih padanya… dia membuatku merasakan bagaimana rasanya mencintai. Lagi pula, cinta pertama tidak harus bersama kan ?”
First love, END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar